TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengutuk penembakan massal di sebuah sekolah dasar Texas yang menewaskan sedikitnya 19 siswa dan 2 guru pada Selasa waktu setempat. Ia mendesak pejabat terpilih untuk meloloskan reformasi pengaturan senjata api untuk memastikan hal itu 'tidak akan pernah terjadi lagi.'
"Jadi sementara kami belum tahu semua detailnya, kami tahu bahwa ada orang tua yang kehilangan anak - keluarga yang kehilangan anak - dan orang yang mereka cintai tentu saja, dan banyak lainnya yang mungkin terluka," kata wakil presiden seperti dilansir Daily Mail Rabu 25 Mei 2022.
“Jadi, saya biasanya akan mengatakan di saat seperti ini, kami juga akan mengatakan, tentu saja, bahwa hati kami hancur. Tapi hati kita terus hancur. Anda tahu, saya pikir begitu banyak - ada begitu banyak pemimpin terpilih di ruangan ini, Anda tahu apa yang saya bicarakan. Setiap kali tragedi seperti ini terjadi, hati kami hancur. Dan patah hati kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan patah hati dari keluarga-keluarga itu,” ujar Harris.
Dia menambahkan, “Namun itu terus terjadi.”
Berbicara dalam pertemuan puncak tahunan Institut Studi Kongres Asia Pasifik Amerika, Harris meminta mereka yang berada di ruangan itu secara khusus untuk memeriksa peran mereka dalam melakukan perubahan.
“Saya pikir kita semua tahu dan telah mengatakan berkali-kali satu sama lain. Cukup sudah cukup. Sebagai bangsa, kita harus memiliki keberanian untuk mengambil tindakan dan memahami hubungan antara apa yang membuat kebijakan publik yang masuk akal dan masuk akal untuk memastikan hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi.”
Penembakan massal di SD Robb, Kota Ulvade, Texas pada Selasa waktu setempat menjadi insiden terburuk sejak seorang remaja pria bersenjata membunuh 17 orang di Sekolah Menengah ATAS Marjorie Stoneman Douglas di Florida, Amerika Serikat pada Februari 2018.
Baca juga: Pelaku Penembakan di Texas Membunuh Neneknya Sebelum Beraksi
SUMBER: DAILY MAIL