TEMPO.CO, Jakarta - Inggris berencana membuka kembali kedutaan besarnya di ibu kota Ukraina, Kyiv, pekan depan. Inggris juga sedang mempertimbangkan untuk memperkuat sekutu yang mengirim persenjataan ke Ukraina, kata Perdana Menteri Boris Johnson, Jumat.
Beberapa hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina, pemerintah Inggris mengumumkan kedutaan besarnya di Kyiv dipindahkan sementara. Staf beroperasi dari kantor diplomatik di kota Lviv.
"Ketabahan yang luar biasa dan keberhasilan Presiden (Ukraina Volodymyr) Zelensky dan rakyat Ukraina dalam melawan pasukan Rusia di Kyiv, saya mengumumkan bahwa kami akan segera - membuka kembali kedutaan di ibu kota Ukraina," kata Johnson pada konferensi pers Jumat, 22 April 2022.
Johnson mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat kesalahan besar atas invasi tersebut. Namun dia realistis bahwa Rusia masih bisa menang di Ukraina.
"Situasinya, saya khawatir, tidak dapat diprediksi pada tahap ini, tetapi kita harus realistis tentang itu," katanya selama kunjungan dua hari ke India.
Rusia menyebut serangannya sebagai operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kyiv dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu untuk berperang.
Johnson juga mengumumkan bahwa Inggris sedang mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk memperkuat peralatan militer di negara-negara seperti Polandia, untuk memungkinkan mereka mengirim persenjataan yang lebih berat ke Ukraina.
“Kami sedang mencari pengiriman tank ke Polandia untuk membantu mereka saat mereka mengirim beberapa (tank) T-72 mereka ke Ukraina,” katanya.
Baca: Inggris Latih Tentara Ukraina Gunakan Kendaraan Taktis Mastiff
REUTERS