TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah memulai serangan baru ke wilayah timur Ukraina. Sejumlah ledakan dilaporkan terjadi di sepanjang garis depan Donbas serta serangan di wilayah lain.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah memulai Pertempuran Donbas di timur pada Senin, 18 April 2022. Menurut Zelensky, sebagian besar dari seluruh tentara Rusia berfokus pada serangan ini.
“Tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia yang mereka kirim ke sana, kami akan berjuang. Kami akan membela diri,” katanya bersumpah dalam sebuah pidato video yang dilansir dari Reuters, Selasa, 19 April 2022.
Kepala staf Zelensky, Andriy Yermak, menyebutnya "fase kedua perang" kini tengah berlangsung. Dia meyakinkan rakyat Ukraina, bahwa pasukan mereka dapat menahan serangan. "Percayalah pada tentara kami, itu sangat kuat," katanya.
Media Ukraina melaporkan serangkaian ledakan dahsyat terdengar di sepanjang garis depan di wilayah Donetsk, dengan penembakan terjadi di Marinka, Slavyansk dan Kramatorsk. Pejabat lokal Ukraina dan media lokal juga mengatakan ledakan terdengar di Kharkiv di timur laut Ukraina, Mykolaiv di selatan dan Zaporizhzhia di tenggara.
Laporan tersebut belum bisa diverifikasi secara resmi. Pejabat tinggi keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov mengatakan, pasukan Rusia berusaha menerobos pertahanan Ukraina di hampir seluruh garis depan wilayah Donetsk, Luhansk dan Kharkiv pada Senin pagi.
Moskow disebut telah memfokuskan kembali serangan daratnya di Donbas sambil meluncurkan serangan jarak jauh ke target lain termasuk ibu kota, Kyiv. Manuver terbaru ini didorong kembali oleh perlawanan Ukraina di utara.
Sementara itu, Kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah mencapai ratusan sasaran militer di Ukraina semalam.
Donbas telah menjadi medan pertempuaran sejak tahun 2014. Rusia Disebut-sebut menggunakan proxy di dua wilayah (Luhansk dan Donetsk) yang akhirnya mendeklarasikan diri dan diakui oleh Moskow.
Donbas juga merupakan rumah bagi banyak kekayaan industri Ukraina, termasuk batu bara dan baja.
Salah satu misi Rusia untuk operasi militer di Ukraina itu sendiri adalah melindungi warganya yang berada di Donbas. Kremlin beberapa kali membantah melakukan kekerasan.
Baca: Perang Lawan Rusia, Zelensky: Tak Banyak Negara yang Benar-benar Bantu Kami
REUTERS