TEMPO.CO, Jakarta - Seorang aktivis Taiwan yang dipenjara di Cina kembali ke negaranya, setelah menjalani hukuman lima tahun, Jumat, 15 April 2022.
Li Ming-che, seorang dosen dan aktivis sebuah organisasi non-pemerintah hak asasi manusia di Taiwan, menghilang saat mengunjungi Cina pada tahun 2017.
Belakangan, pengadilan Cina memutuskan dia bersalah atas subversi dalam persidangan yang dikecam istrinya sebagai tidak sah, dengan mengatakan bahwa dia tidak diizinkan menyewa pengacara untuk suaminya.
Li mendarat di bandara internasional utama Taiwan di Taoyuan, dan harus menyelesaikan karantina yang diamanatkan pemerintah.
Kantor Urusan Taiwan Cina mengatakan minggu ini bahwa hukuman Li akan segera selesai dan dia akan dipulangkan ke Taiwan.
Li mengaku selama persidangannya telah mengkritik Partai Komunis Cina yang berkuasa dan telah berbagi artikel dan argumen yang mempromosikan demokrasi multi-partai Taiwan.
Beijing menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Cina dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawanya di bawah kendalinya, sementara Taiwan yang demokratis tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh penguasa Partai Komunis di Beijing.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan senang Li sudah kembali.
"Pemerintah percaya bahwa tidak ada kejahatan dalam menyebarkan cita-cita demokrasi," kata dewan.
Li Ming-che diadili bersama warga negara Cina Peng Yuhua, 37 tahun, yang mengaku membuat grup pesan instan dan mendirikan organisasi yang berusaha mempromosikan perubahan politik di Cina.
Reuters