TEMPO.CO, Lviv - Agresi militer Rusia ke Ukraina menyedot perhatian dunia. Sejumlah media dan kantor berita mengirimkan jurnalisnya untuk meliput langsung ke daerah konflik. Begitu juga lembaga non-pemerintah internasional.
Banyaknya jurnalis dan orang asing yang datang membuat pekerjaan sebagai fixer diminati. Fixer merupakan penerjemah sekaligus pemandu jalan ke lokasi-lokasi konflik.
Vladyslav Doroshets, salah satunya. Warga Kyiv ini tadinya bekerja sebagai asisten pribadi salah satu keluarga konglomerat di Ukraina. Keluarga itu mengungsi ke luar negeri sejak serangan pertama Rusia ke ibu kota Ukraina.
“Saya menjadi fixer karena tugasnya hampir sama dengan menjadi asisten pribadi,” ujar Vladyslav, 32 tahun.
Ia bercerita keluarga yang ia layani pernah memintanya mencari Sony PlayStation 5. Padahal konsol permainan itu baru saja dirilis dan belum dipasarkan di Ukraina. Mengontak sejumlah kenalan, Vladyslav berhasil mendapatkan barang tersebut.
Tak ubahnya menjadi pemandu dan penerjemah jurnalis. Ia berupaya memenuhi daftar panjang narasumber yang ingin diwawancarai jurnalis sebaik mungkin.
Vladyslav sudah berpengalaman menjadi fixer di Lebanon. Ia mengambil studi di sana dan sempat menjadi penerjemah jurnalis di negara yang juga pernah diamuk perang itu. “Menjadi fixer di negara asing butuh usaha ekstra karena jaringan narasumber tak sebaik warga lokal,” kata pria yang mengaku fasih berbahasa Arab ini.
Soal biaya, Vladyslav mengatakan tergantung tingkat kesulitan yang diminta reporter. Ia mematok tarif US$ 200 per hari. Ongkos itu bisa bertambah menjadi US$ 300 jika jurnalis menyewa mobil Infiniti warna perak yang dimiliki Vladyslav.
Victor Lechuk merupakan seorang videografer sebelum perang berkecamuk di Ukraina. Keluarganya mengungsi ke Warsawa, ibu kota Polandia, sejak akhir Februari lalu. Ia memilih menjadi penerjemah dan pemandu jurnalis.
Victor memasang tarif US$ 300 per hari, belum termasuk ongkos kendaraan. Walau begitu, ia terbuka untuk bernegosiasi dengan calon klien. “Yang penting saya mendapat koneksi selama menjadi fixer,” ujarnya.
Di Lviv, Dima Ivanov, memilih menjadi fixer karena jadwal kuliahnya masih belum jelas. Ia merupakan mahasiswa jurusan ekonomi di Kyiv. Dima mengaku sudah bekerja dengan sejumlah reporter dan koresponden untuk sebuah koran bonafid di Amerika Serikat selama konflik di Ukraina.
Menurut Dima, fixer yang baik merupakan penerjemah dan pemandu yang luwes dalam berkomunikasi. “Setelah itu kita akan mendapatkan jaringan narasumber yang berharga,” kata Dima.
RAYMUNDUS RIKANG (LVIV, KYIV)
"Jurnalis Tempo Raymundus Rikang melaporkan konflik Rusia - Ukraina secara langsung dari Ukraina. Simak laporan-laporan terkini eksklusif hanya di Tempo, klik bit.ly/TempoDariUkraina"