TEMPO.CO, Jakarta -Penembakan stasiun kereta New York, Amerika Serikat, Selasa, 12 April 2022, menjadi sorotan setelah 29 orang dikabarkan terluka. Perwakilan rumah sakit mengatakan kepada CNN, para korban dibawa ke tiga tempat perawatan terdekat karena cedera.
Anthony Valentino, warga New York yang tinggal satu blok dari stasiun kereta bawah tanah, mengatakan, dia melihat petugas tanggap darurat di luar rumahnya dan keluar untuk menemukan orang-orang berlumuran darah dan syok.
"Saya melihat dua orang memegang seorang pria yang berlumuran darah, darah di seluruh tangannya, dan dia syok, berjalan seperti zombie sebelum duduk di lantai. Aku turut prihatin kepadanya," kata Valentino, seperti dilansir dari CNN, Rabu, 13 April 2022.
Saksi mata lain, Hourari Benkada, 27, mengatakan kepada CNN bahwa dia duduk di sebelah tersangka penembakan kereta bawah tanah di kereta "N" Selasa pagi. Dia menyebut, korban ditembak di bagian belakang lututnya ketika mencoba melarikan diri.
"Saya merasa terkejut, saya merasa gemetar, saya tidak tahu apakah saya bisa naik kereta api (lagi)," kata Benkada, seorang warga yang tinggal di New York seumur hidupnya, kepada CNN setelah keluar dari operasi.
Benkada, Manajer Rumah Tangga di Hotel New Yorker, mengatakan, dia naik gerbong terakhir kereta N dan duduk di sebelah seorang pria dengan tas ransel yang mengenakan rompi MTA. Menurut Benkada, Pria itu kemudian melepaskan bom asap dan mulai menembak sekitar 20 detik setelah kereta lepas landas.
Benkada mengatakan dia fokus membantu seorang wanita hamil, yang dia khawatirkan akan terluka ketika orang-orang bergegas ke depan mobil untuk menghindari penembak. Ketika korban tertembak, dia mengaku menderita perasaan sakit terburuk sepanjang hidupnya.
Dia menjelaskan peluru itu mengenai bagian belakang lutut korban dan keluar dari sisi yang lain. Dokter mengatakan kepadanya bahwa peluru itu menyerempet tempurung lututnya. Dia diharapkan berjalan sendiri setelah beberapa minggu menggunakan kruk.
Benkada mengatakan dia mendengar orang lain kesakitan tetapi tidak dapat melihat mereka atau tersangka karena asap.
Claire Tunkel, usia 46, mengatakan kepada CNN bahwa dia melepas jaketnya dan mengikatnya di kaki seorang pria yang menderita luka tembak dari penembakan kereta bawah tanah hari Selasa di Brooklyn. Tunkel, yang pergi ke rumah sakit karena menghirup asap, mengatakan beberapa korban tembakan tergeletak di lantai peron kereta bawah tanah setelah kereta tiba di stasiun.
"Salah satu orang yang tertembak, kakinya berdarah cukup parah, jadi saya melepas jaket saya dan mengikatnya di sekitar kakinya," katanya.
Tunkel berada di kereta bawah tanah tempat penembakan itu terjadi dan menyebut keadaan usai insiden tersebut kacau balau. Meskipun dia tidak bisa melihat apa-apa karena asap, dia mengatakan dia mendengar orang-orang berteriak minta tolong dan yang lain mengatakan mereka berdarah.
"Anda tidak bisa melihat apa-apa, tapi Anda bisa merasakannya. Orang-orang bergegas ke depan mobil, dan beberapa jatuh ke tanah. Anda bisa merasakan mayat-mayat itu," katanya.
Kantor Kepolisian New York (NYPD) berhasil mengidentifikasi pria bernama Frank James, usia 62 sebagai pelaku insiden di stasiun kereta bawah tanah 36th Street, Sunset Park Brooklyn. Walau begitu polisi belum bisa memastikan motifnya.
Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya penembakan di New York selama dua tahun terakhir dan meningkatnya kekerasan di kereta bawah tanah. Menurut ringkasan statistik NYPD yang dikeluarkan minggu, transit kejahatan, secara luas, naik 68 persen dibandingkan tahun lalu, angka yang mendekati tingkat pra-pandemi.
Baca juga: Penembakan Brutal di Stasiun Kereta New York, Pelaku Berhasil Diidentifikasi
SUMBER: CNN