TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan antara Rusia dan Ukraina belum mencapai ujungnya. Pada Ahad, 3 April 2022, Kepala delegasi perundingan Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, pembicaraan damai tak cukup berkembang untuk pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Vladimir Putin.
Ia mengatakan, masih ada perbedaan antara Rusia dan Ukraina mengenai status semenanjung Krimea dan wilayah Donbas timur. "Draf perjanjian belum siap untuk diajukan ke pertemuan di puncak," kata Medinsky dilansir France24.
Pasukan Rusia yang terus menyerang Ukraina membuat para tokoh di berbagai negara mengomentari Vladimir Putin.
Berbagai komentar tentang Vladimir Putin
- Penjahat perang
Mantan kepala jaksa PBB Carla Del Ponte telah menyerukan surat perintah penangkapan internasional untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. “Putin adalah penjahat perang,' katanya kepada surat kabar Swiss Le Temps dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu, 2 April 2022.
Ia terkejut ihwal kuburan massal dalam serangan Rusia ke Ukraina. Peristiwa itu mengingatkan perang terburuk di bekas Yugoslavia. "Saya berharap tidak akan pernah melihat kuburan massal lagi," katanya kepada surat kabar Blick. “Korban (tewas) memiliki orang-orang terkasih yang bahkan tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Itu tidak bisa diterima.”
- Mengobarkan konflik
Paus Fransiskus untuk pertama kalinya mengkritik Vladimir Putin terkait invasi Rusia ke Ukraina. Paus Fransiskus mengumpamakan adanya orang kuat yang mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalistis. Ia berkata, dari timur Eropa, negeri matahari terbit, bayang-bayang gelap perang kini telah menyebar. Invasi ke negara lain, pertempuran jalanan yang tak beradab.
“Ancaman nuklir adalah kenangan suram dari masa lalu yang jauh," kata Paus dalam pidatonya kepada pejabat Malta setelah tiba Kepulauan Mediterania itu, Sabtu, 2 April 2022.
- Kekejaman
Senat atau Majelis Tertinggi Kongres Amerika Serikatmenyepakati dikeluarkannya resolusi yang mengutuk Vladimir Putin sebagai penjahat perang, pada Selasa, 16 Maret 2022. Konsensus itu cenderung langka di Senat Amerika Serikat. Sebabnya Kongres Amerika Serikat biasa terpecah dalam dua kubu dominan Demokrat dan Republik.
"Kita semua di ruangan ini bergabung bersama, Demokrat atau Republik untuk mengatakan, Vladimir Putin tak bisa lepas dari pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Ukraina," kata Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat, Chuck Schumer, dilansir Reuters, Rabu, 16 Maret 2022.
- Diktator Rusia
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menganggap Vladimir Putin diktator, karena invasi terhadap Ukraina. "Seorang diktator Rusia menyerang negara asing akan membayar (konsekuensinya) di seluruh dunia. Saya mengambil tindakan nyata untuk memastikan rasa sakit akibat sanksi, benar-benar berdampak pada ekonomi Rusia," kata Biden saat pidato tahunan di depan Kongres Amerika Serikat, Selasa, 1 Maret 2022.
TATA FERLIANA
Baca: Inggris Jatuhkan Sanksi ke Anak-anak Vladimir Putin dan Sergei Lavrov
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.