TEMPO.CO, Jakarta -Setelah Menteri Keuangan Janet Yellen sempat mengancam Amerika Serikat akan memboikot sejumlah pertemuan G20 tahun ini jika Rusia hadir, muncul klarifikasi bahwa Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ditetapkan pada 20 April mendatang di Washington D.C.
“Presiden Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa bagi Rusia di lembaga keuangan mana pun,” kata Yellen, Rabu waktu setempat. "Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20 dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia, bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana."
KTT para pemimpin G20 lengkap akan diadakan di Indonesia pada November. Pada Maret, Presiden Biden menyarankan untuk mengeluarkan Rusia dari grup tetapi hanya jika anggota lain setuju.
Yellen juga menggunakan kesaksian tahunannya di hadapan komite untuk membahas apa yang disebutnya sebagai "dampak ekonomi yang sangat besar" dari perang Rusia di Ukraina, lapor CNN.
"Secara global, dampak dari krisis meningkatkan kerentanan ekonomi di banyak negara yang sudah menghadapi beban utang yang lebih tinggi dan pilihan kebijakan yang terbatas saat mereka pulih dari COVID-19," kata Yellen.
Invasi telah "mengganggu aliran makanan bagi jutaan orang di seluruh dunia dan menyebabkan harga melonjak," tambahnya.
Rusia dan Ukraina adalah pengekspor gandum yang besar, sementara Rusia adalah pengekspor minyak mentah terbesar di dunia, menurut CNN. "Kami menyaksikan kerentanan yang berasal dari mengandalkan satu sumber bahan bakar atau satu mitra dagang," kata Yellen.
BACA JUGA: Rusia Tetap Diundang ke G20 di Tengah Ancaman Boikot dari Barat
SUMBER: THE WEEK
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.