TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan tetap menjalankan mekanisme umum penyelenggaraan acara G20 (Kelompok 20) dengan mengundang seluruh anggota G20, termasuk Rusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah memastikan ihwal partisipasi Rusia di G20 ini di tengah ancaman boikot dari Barat.
Faizasyah mengatakan bahwa undangan untuk acara G20 ini sampai ke seluruh anggotanya pada 22 Februari 2022. Indonesia adalah tuan rumah KTT G20 yang akan diselenggarakan akhir tahun mendatang.
"Sifatnya save the date, dengan demikian, perspektif Indonesia kita menjalankan apa yang menjadi preseden penyelenggaraan G20 selama ini dengan tetap mengharapkan kehadiran seluruh anggota G20 dalam berbagai rangkaian G20," kata Faizasyah, Kamis, 7 April 2022.
Teuku Faizasyah, Plt Juru bicara Kementerian Luar Negeri. Sumber: Suci Sekar/TEMPO
Terbaru, desakan untuk mengeluarkan Rusia dari KTT G20 datang dari Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. Saat sidang Komite Jasa Keuangan DPR Amerika Serikat pada Rabu kemarin, Yellen menyatakan akan menolak berpartisipasi di sejumlah pertemuan dan menuntut Moskow dikeluarkan dari forum G20.
Juru bicara Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengatakan bahwa pernyataan Yellen itu, mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada 20 April 2022, di sela-sela Pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di Washington dan pertemuan deputi terkait.
Menanggapi pemboikotan tersebut, Faizasyah tidak bisa memberi penjelasan karena menurut dia, pertemuan tersebut masuk ke dalam lingkup finance track. Duta Besar sekaligus Staf Khusus Program Prioritas Kementerian Luar Negeri RI dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani, yang biasa menjelaskan apapun yang berkaitan dengan forum tersebut, absen dalam acara jumpa wartawan Kementerian Luar Negeri RI pada Kamis, 7 April 2022.
Tempo sudah mencoba menghubungi Triansyah Djani soal desakan barat untuk mengeluarkan Rusia dari keanggotaan G20. Begitu juga mencari akses komunikasi ke Juru Bicara G20, Maudy Ayunda. Keduanya belum merespon.
Kendati begitu, Faizasyah mengatakan, pemerintah terus melakukan komunikasi dengan mitra atau counterpart di setiap level untuk mendapatkan pandangan secara komprehensif. Dalam usaha tersebut, Indonesia menegaskan perspektifnya sebagai presidensi G20.
"Sementara waktu masih berjalan, dinamika menuju G20 akan terus berkembang dan berproses," kata Faizasyah.
Sejumlah negara Barat mendesak keanggotaan Rusia di G20 dicopot menyusul invasi yang dilakukannya ke Ukraina. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, sepakat tidak ingin satu meja dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT Bali pada November 2022.
Rusia menyatakan akan tetap datang dan berpartisipasi di G20. Akan tetapi, Kremlin sudah menyatakan pada Jumat, 25 Maret 2022, bahwa pihaknya tidak keberatan jika ditendang dari keanggotaan G20. Sebab, kebanyakan negara dari kelompok 20 sudah perang ekonomi dengan Rusia.
Baca juga: Kemnaker Persipan Teknis EWG II G20
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.