TEMPO.CO, Jakarta - Sub-varian Omicron BA.2 dari virus corona telah menjadi strain dominan Covid-19 baru di Amerika Serikat. Erica Johnson, dokter spesialis penyakit dalam dari Johns Hopkins Bayview Medical Center di Baltimore, Maryland, mengaku melihat tidak ada gejala khusus yang dialami pasien Sub-varian omicron BA.2 ini dibanding dengan gejala omicron.
"Sejauh ini apa yang kami lihat (omciron BA.2) benar-benar mirip dengan varian omicron sesungguhnya dalam hal gejala dan tingkat keparahan," katanya kepada HuffPost, seperti dikutip dari DeseretNews, Selasa, 5 April 2022.
Gejala varian omicron BA.2, tidak berbeda jauh dengan pilek atau flu biasa dan batuk terus menerus. Selain itu, pasien juga akan merasakan sakit kepala, kelelahan, bersin, sakit tenggorokan, suara serak, menggigil, demam, pusing, kabut otak, nyeri otot, kehilangan penciuman, hingga sakit dada.
Badan nasional kesehatan masyarakat Amerika Serikat pada Senin, 4 April 2022, mengumumkan bahwa sub-varian Omicron BA.2 diperkirakan menyumbang hampir tiga dari empat varian virus corona yang ada di Amerika Serikat.
Sesuai data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, rata-rata sejak 1 April 2022, kasus Covid-19 di Amerika Serikat per-minggu adalah 26.106 kasus. Angka itu sedikit lebih rendah dari 26.309 dari minggu sebelumnya.
Seorang tenaga kesehatan menerima vaksinasi booster dengan menggunakan vaksin Covid-19 Moderna di RSCM, Jakarta, Jumat, 16 Juli 2021. Vaksin dari Amerika Serikat tersebut dinilai efektif untuk melawan virus Corona varian Delta yang tengah mewabah di Indonesia. Kemkes.go.id
Sub-varian omicron BA.2 ini merupakan jenis virus yang paling menular di Amerika Serikat dibandingkan varian Covid-19 lainnya. CDC memperkirakan per 2 April, statistik Sub-varian BA.2 ini menyentuh 72,2 persen dari varian Covid-19 di Amerika Serikat atau naik hampir 57,3 persen dibanding minggu sebelumnya.
Secara keseluruhan kasus Covid-19 di Amerika Serikat telah menurun tajam per Januari 2022. Akan tetapi, naiknya kasus di beberapa bagian di Asia dan Eropa telah menimbulkan kekhawatiran bahwa hal ini bisa juga terjadi di Amerika Serikat.
Para ahli kesehatan di Amerika Serikat percaya, Negeri Abang Sam itu akan terhindar dari gelombang Covid-19 varian baru ini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), BA.2 mencapai angka 86 persen dari semua kasus berurutan secara global. Dalam artian, BA.2 lebih menular daripada sub-varian BA.1 dan BA.1.1 Omicron, namun, bukti sejauh ini menunjukkan bahwa itu tidak lebih mungkin menyebabkan penyakit parah.
Di tengah berkurangnya kekebalan dan risiko yang ditimbulkan oleh varian Omicron, regulator kesehatan Amerika Serikat mengesahkan suntik vaksin booster dosis kedua Pfizer/BioNtech dan vaksin Moderna minggu lalu. Mereka yang berusia 50 tahun ke atas, serta orang dengan sistem kekebalan yang terganggu, dijadikan prioritas untuk mendapatkan suntik booster kedua.
Sumber: Reuters
Baca juga: Shanghai Lakukan Pembatasan, Tes Massal 25 Juta Warga Temukan 13 Ribu Kasus Baru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.