TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Singapura berunjuk rasa menentang hukuman mati, Minggu, 3 April 2022. Unjuk rasa yang jarang ada di negeri ini, terjadi setelah pengadilan mengeksekusi seorang pengedar narkoba pekan lalu.
Beberapa terpidana mati lainnya baru-baru ini telah ditolak bandingnya.
Sekitar 400 orang bergabung dalam demo di Speakers' Corner di taman Hong Lim di pusat kota, satu-satunya tempat protes diizinkan tanpa persetujuan polisi sebelumnya, demikian dilaporkan Free Malaysia Today.
Mereka memegang spanduk bertuliskan “Hukuman mati tidak membuat kita lebih aman”, dan “Jangan membunuh atas nama kami”, dan meneriakkan slogan-slogan menentang hukuman mati.
Kirsten Han, seorang aktivis lokal terkemuka, mengatakan dalam sebuah orasi, “Hukuman mati adalah sistem brutal yang membuat kita semua kejam. Alih-alih mendorong kita untuk mengatasi ketidaksetaraan dan sistem eksploitatif dan menindas yang membuat orang terpinggirkan dan tidak didukung, itu membuat kita menjadi versi terburuk dari diri kita sendiri.”
Demo tidak biasa di Singapura, yang sering menghadapi kritik karena membatasi kebebasan sipil.
Pada hari Rabu, Abdul Kahar Othman, seorang pengedar narkoba Singapura berusia 68 tahun, dihukum gantung meskipun ada permohonan grasi dari PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Terpidana berikutnya yang akan dieksekusi adalah Nagaenthran K Dharmalingam, seorang penyandang cacat mental Malaysia yang dihukum karena perdagangan heroin dan kalah banding minggu lalu.
Kasusnya telah menarik badai kritik, termasuk dari orang-orang terkemuka seperti miliarder Inggris Richard Branson dan para pemimpin Uni Eropa.
Tiga pria lain yang dijatuhi hukuman mati karena pelanggaran narkoba telah ditolak banding mereka pada awal Maret.
Singapura memiliki beberapa undang-undang narkoba terberat di dunia, dan telah menghadapi seruan dari kelompok-kelompok hak asasi untuk meninggalkan hukuman mati.
Pihak berwenang bersikeras bahwa hukuman mati tetap menjadi pencegah yang efektif terhadap perdagangan narkoba dan telah membantu menjaga negara kota itu sebagai salah satu tempat teraman di Asia.