TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia dilaporkan telah meninggalkan lokasi nuklir Chernobyl pada Jumat pagi, 1 April 2022, setelah mengembalikan kendali ke Ukraina. Perusahaan listrik negara Ukraina, Energoatom, mengatakan penarikan di Chernobyl terjadi setelah tentara menerima 'dosis signifikan' radiasi dari penggalian parit di hutan, zona eksklusi di sekitar pabrik yang tertutup.
Energoatom mengatakan pasukan Rusia panik akan tanda pertama penyakit yang muncul dengan sangat cepat setelah melakukan penggalian itu. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, juga membuat klaim bahwa pasukan Rusia yang menggali parit di hutan dan terkena radiasi.
Reuters menerima informasi dari pekerja di pabrik, bahwa beberapa tentara tidak tahu mereka berada di zona radiasi. Militer Rusia, bagaimanapun, mengatakan bahwa setelah menangkap tingkat radiasi, muatan di pabrik itu sendiri tetap dalam kisaran normal.
Beberapa laporan menyatakan tentara dikirim ke fasilitas medis khusus di Belarus setelah mengemudikan tank melalui 'zona mati' di sekitar pembangkit nuklir dan menendang debu radioaktif.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut. Namun, direkturnya mengatakan bahwa pihaknya sedang berkonsultasi dengan pihak berwenang Ukraina tentang pengiriman misi ke pabrik Chernobyl dalam beberapa hari ke depan.
Pengawas atom PBB Rafael Grossi berada di Rusia pada hari Kamis menjelang pembicaraan hari berikutnya dengan pejabat tinggi Rusia, setelah mengunjungi negara tetangga Ukraina. Kepala Badan Tenaga Atom Internasional telah berulang kali memperingatkan bahaya konflik - yang pertama di negara dengan perkebunan nuklir yang luas.
"Grossi tiba di Kaliningrad hari ini untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat senior Rusia besok pagi," tulis IAEA dalam sebuah pernyataan Kamis malam.
Chernobyl diambil alih oleh pasukan Rusia pada awal invasi ke Ukraina. IAEA sempat kehilangan kontak Chernobyl pada awal bulan Maret.
Reaktor nuklir Chernobyl pernah meledak pada 1986. Saat peristiwa itu terjadi, 130 pekerja dan petugas kebakaran terpapar radiasi tinggi 800 millisievert hingga 16 ribu millisievert. Setelah ledakan pada 1986, PLTN Chernobyl tidak digunakan lagi.
Baca: Kebakaran Hutan Menambah Ancaman di Chernobyl, Ini Situasi yang Terjadi
REUTERS | TWITTER | FREE PRESS JOURNAL