TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina siap untuk membahas status netral sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia tetapi pakta seperti itu harus dijamin oleh pihak ketiga dan dimasukkan ke dalam referendum, kata Presiden Volodymyr Zelensky, Minggu malam, 27 Maret 2022.
Zelensky berbicara kepada wartawan Rusia dalam panggilan video 90 menit. Ia berbicara dalam bahasa Rusia, seperti yang dilakukan dalam pernyataan sebelumnya ketika menargetkan audiens Rusia.
Zelensky mengatakan invasi Rusia telah menyebabkan kehancuran kota-kota berbahasa Rusia di Ukraina, dengan kerusakan yang lebih parah daripada perang Rusia di Chechnya.
"Jaminan keamanan dan netralitas, status non-nuklir negara kami. Kami siap melakukannya. Ini poin terpenting," kata Zelensky.
Ia mengatakan Ukraina menolak untuk membahas tuntutan tertentu Rusia lainnya, seperti demiliterisasi negara itu.
Berbicara lebih dari sebulan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, Zelensky mengatakan tidak akan ada kesepakatan damai tanpa gencatan senjata dan penarikan pasukan.
Dia mengesampingkan upaya untuk merebut kembali semua wilayah yang dikuasai Rusia dengan paksa, dengan mengatakan itu akan mengarah pada perang dunia ketiga, dan mengatakan dia ingin mencapai "kompromi" atas wilayah Donbas timur, yang dikuasai oleh pasukan yang didukung Rusia sejak 2014.
Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi militer khusus" di Ukraina dengan tujuan demiliterisasi tetangganya itu. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih untuk invasi tanpa alasan.
Zelensky memusatkan perhatian pada nasib kota pelabuhan timur Mariupol, yang dikepung selama berminggu-minggu. Pernah menjadi kota berpenduduk 400.000 orang, kota itu telah mengalami pemboman Rusia yang berkepanjangan.
"Semua jalan masuk dan keluar dari kota Mariupol diblokir," kata Zelensky. "Pelabuhan itu dipasangi ranjau. Bencana kemanusiaan di dalam kota tidak diragukan lagi, karena tidak mungkin pergi ke sana dengan makanan, obat-obatan, dan air," katanya.
"Saya bahkan tidak tahu siapa tentara Rusia yang pernah diperlakukan seperti ini," katanya, menambahkan bahwa, dibandingkan dengan perang Rusia di Chechnya, jumlah kehancuran "tidak dapat dibandingkan".
Rusia membantah menargetkan warga sipil di Ukraina. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kegagalan membuka koridor kemanusiaan.
Zelensky menolak tuduhan dari Moskow bahwa Ukraina telah mengekang hak-hak penutur bahasa Rusia, dengan mengatakan bahwa invasi Rusialah yang menghapus kota-kota berbahasa Rusia "dari muka bumi".
Dia juga menolak tuduhan "lelucon" yang dibuat oleh Rusia bahwa Ukraina memiliki senjata nuklir atau kimia.
Reuters