TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam. Komentar Peskov muncul saat ditanya CNN, apakah bahwa Presiden Vladimir Putin tidak akan menggunakan nuklir dalam perang di Ukraina.
“Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri, dan itu terbuka untuk publik. Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir,” kata Peskov, Selasa, 21 Maret 2022.
“Jadi kalau itu ancaman eksistensial bagi Rusia, maka nuklir bisa digunakan sesuai dengan konsep kami,” ujarnya.
Bulan lalu Putin telah memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada. Berkaitan dengan perintah tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari 2022 bahwa pasukan rudal nuklir dan armada utara serta Pasifik telah ditempatkan di tugas tempur yang ditingkatkan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada 14 Maret 2022, bahwa penggunaan senjata nuklir yang dulu tidak terpikirkan, sekarang bisa saja terjadi.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga telah memperingatkan bahwa Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakan senjata kimia dan biologi di Ukraina. Dia menyebut Moskow akan semakin brutal.
Pekan lalu Rusia mengatakan telah meluncurkan rudal hipersonik Kinzhal yang dapat mencapai target di mana saja di bumi dalam waktu satu jam. Pada Desember, Putin mengatakan bahwa Rusia adalah pemimpin global dalam rudal hipersonik. Kecepatan, kemampuan manuver dan ketinggian rudal hipersonik membuatnya sulit dilacak dan dicegat.
Rudal Kinzhal adalah bagian dari serangkaian senjata yang diluncurkan pada 2018. Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik selama di Suriah pada 2016.
Baca: 5 Fakta tentang Warga Ukraina yang Mengungsi Sejak Invasi Rusia
AL JAZEERA