TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol memutuskan tradisi puluhan tahun untuk memindahkan kantor dan kediaman dari kompleks Blue House atau Gedung Biru Seoul telah memicu perdebatan sengit yang melibatkan politisi dan juga ahli feng shui.
Yoon Suk-yeol, yang memenangkan pemilihan 9 Maret lalu, berjanji untuk memindahkan kantornya ke lokasi yang lebih mudah diakses, dan membuka Gedung Biru untuk umum.
Komite transisinya melakukan survei calon lokasi kantor baru, Jumat, 18 Maret 2022, setelah menyusun daftar pendek dari dua kemungkinan lokasi: gedung kementerian luar negeri di distrik pusat kota Gwanghwamun dan kompleks kementerian pertahanan di dekat Yongsan.
Setelah awalnya mendukung Gwanghwamun, Yoon akhirnya condong ke kompleks militer terutama karena masalah keamanan, kata pejabat kampanye. Kurang dari dua bulan sebelum Yoon disumpah, pengumuman resmi diharapkan paling cepat akhir pekan ini.
Tim Yoon mengatakan langkah itu akan meningkatkan akses publik, komunikasi dengan para pembantunya, dan juga rumah eksekutif Blue House telah menjadi "istana kerajaan," terisolasi dan tertutup oleh hutan dan keamanan yang ketat.
"Kami ingin keluar dari Gedung Biru, yang telah menjadi simbol kekuatan absolut dalam sejarah kita, dan mengembalikan kekuatan itu kepada rakyat," kata juru bicara Yoon Kim Eun-hye dalam briefing Jumat.
Hanya sebagian kecil dari Blue House yang terbuka untuk umum, dan setiap kendaraan yang melewati area tersebut akan menjalani pemeriksaan keamanan. Terakhir direnovasi pada 1970-an, kantor kepresidenan utama di dalam kompleks itu jauh dari tempat sekretaris bekerja, yang menurut beberapa pejabat menghambat interaksi.
Presiden Moon Jae-in yang akan berakhir masa jabatannya, sebelumnya juga berniat pindah tetapi membatalkan rencana tersebut karena alasan keamanan dan logistik.
Berikutnya: Secara Feng Shui tak menguntungkan