TEMPO.CO, Jakarta -Korea Selatan melaporkan rekor lebih dari 600 ribu kasus COVID-19 yang dipicu oleh varian Omicron pada Kamis 17 Maret 2022. Penghitungan 621.328 kasus yang tercatat pada Kamis adalah angka harian tertinggi Korea Selatan sejak pandemi dimulai
Menurut data WHO, Korea Selatan memimpin dunia dalam kasus baru yang dilaporkan dalam tujuh hari terakhir dengan 2.417.174 infeksi, diikuti oleh Vietnam dengan 1.776.045 kasus..
Namun, kasus kritis dan kematian tetap relatif rendah di negara berpenduduk sekitar 52 juta orang. Data resmi menunjukkan bahwa mayoritas orang dewasa telah divaksinasi penuh dan telah menerima vaksin booster.
"Kami telah mempersiapkan peningkatan jumlah pasien sejak varian Omicron menjadi dominan," kata Lee Sang-won, pejabat senior di Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
Kendati demikian, Lee mengakui model pemerintah tidak mengantisipasi jumlah sebanyak ini. "Jumlahnya jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar dia.
Otoritas kesehatan percaya Korea Selatan sedang mendekati puncak gelombang yang didorong oleh Omicron. Namun, Lee mengatakan mereka menghitung ulang "skala kasus yang dikonfirmasi atau berapa lama 'periode puncak' akan berlangsung".
Setelah itu berlalu, para pejabat percaya negara itu akan dapat mulai kembali normal. "Saya pikir krisis ini akan menjadi krisis besar terakhir dalam respons keseluruhan terhadap COVID-19," kata Sohn Young-rae, seorang pejabat senior kementerian kesehatan, Rabu.
Sejak pandemi dimulai pada 2020, sebanyak 11.481 orang telah meninggal karena COVID di Korea Selatan. Total tingkat kematian COVID mencapai 0,14 persen pada Kamis, dibandingkan dengan 0,05 hingga 0,1 persen untuk flu musiman, menurut statistik resmi.
Lonjakan Omicron dan implikasi ekonominya akan menimbulkan tantangan langsung bagi presiden terpilih baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang menang tipis minggu lalu.
Seoul meninggalkan pendekatan "jejak, uji, dan rawat" bulan lalu karena lonjakan dramatis dalam kasus Omicron mengancam akan membanjiri sistem perawatan kesehatannya.
Alih-alih pengujian massal dan pelacakan kontak agresif, pasien dengan gejala ringan atau sedang kini diminta untuk menjaga diri mereka sendiri di rumah. Pihak berwenang juga memprioritaskan pengujian PCR untuk orang berusia 60 tahun atau lebih.
Negara itu terus melonggarkan aturan jarak sosialnya, di bawah tekanan dari pemilik usaha kecil yang mengatakan pembatasan COVID selama dua tahun telah mendorong mereka ke jurang.
Pemerintah Korea Selatan akan memutuskan apakah mempertahankan pedoman jarak saat ini, seperti jam malam 11 malam untuk bisnis. Akhir bulan ini, Seoul juga akan mulai memvaksinasi anak-anak antara usia 5 dan 11 tahun.
Baca juga: Kasus Baru Covid-19, Korea dan Vietnam Kini Urutan 2 dan 4 Terbanyak di Dunia
SUMBER: FRANCE24
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.