TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Cina Li Keqiang pada Jumat, 11 Maret 2022, menyebut situasi di Ukraina membingungkan sehingga penting untuk mendukung Rusia dan Ukraina agar mau melakukan perundingan atau dialog damai.
Li tidak menjawab pertanyaan wartawan apakah Cina akan menahan diri dengan tidak mengutuk Rusia terlepas dari apapun yang dilakukan Rusia atau apakah Cina siap untuk memberikan dukungan ekonomi dan keuangan pada Rusia yang saat ini sedang menghadapi
sanksi.
Konvoi tank-tank militer Rusia berhasil dihancurkan saat pertempuran di pinggiran Brovary, Ukraina, melalui foto tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 10 Maret 2022. Menurut staf militer Ukraina di tempat kejadian, pasukan Ukraina kehilangan 3 kendaraan dan 30 tentara dalam penyergapan tersebut. Azov/Handout via REUTERS
Cina dan Rusia sudah lama menjalin kemitraan yang sangat erat. Negeri Tirai Bambu itu menolak mengutuk Rusia atas invasi yang mereka lakukan ke
Ukraina.
Beijing sudah berulang kali menjelaskan mengapa negara itu menolak menjatuhkan sanksi ke Rusia karena tindakan itu dianggap Beijing sebagai hal yang ilegal. Sikap Beijing itu bertolak belakang dengan negara-negara Barat, yang menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Beijing menyerukan agar dilakukan negosiasi untuk mencari solusi dalam mengatasi krisis di Ukraina. Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dan sampai 11 Maret 2022, serangan militer ini masih terjadi.
Sumber : Reuters