TEMPO.CO, Jakarta - Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Ukraina, Benni Sitanggang menceritakan pengalaman di tengah situasi politik yang sedang memanas dengan Rusia. Melalui video di kanal Youtube pribadinya, Benni menyampaikan jika WNI di Ukraina sudah diberitahu oleh kedutaan di Kiev rencana darurat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Jadi kalau misalnya sudah darurat satu, nanti mereka bakalan mengevakuasi semua warga negara Indonesia yang ada di sini, tapi ini kemauan sendiri, mau apa nggak gitu enggak dipaksa kan sama KBRI 'Kita harus pulang gitu'. Jadi kita bisa pilih kita mau pergi apa enggak," kata Benni dikutip dari video yang diunggah pada 28 Januari 2022.
Sejumlah negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Latvia, Norwegia, dan Estonia sudah meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina. Di tengah ancaman perang, Jepang, Israel, Italia, Selandia Baru dan juga memberlakukan kebijakan yang sama dan sekaligus peringatan perjalanan.
Di vlog yang sama, pria asal Medan itu menyebut bahwa dia telah mendapatkan cara evakuasi dari perwakilan Indonesia di Kiev. Selain itu, pemerintah setempat juga telah memberi informasi soal langkah antisipasi jika kemungkinan buruk terjadi.
"Kita udah dikasih instruksi ke mana, ada bunker khusus di tiap tempat di kota kami ini, kita bisa ke sana buat berlindung," ujar Benni.
Kemlu dalam pernyataan terakhirnya menyatakan jika WNI di Ukraina dalam kondisi baik. Berdasarkan laporan, situasi di sana masih terpantau normal. Namun Kementerian Luar Negeri telah menghimbau agar para WNI memperbaharui data terakhir ke Kedutaan Besar Indonesia di Kiev.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyebut jika Indonesia sudah membuat rencana darurat bagi Warga Negara Indonesia (WNI) jika situasi di Ukraina memburuk. “Kami telah membangun rencana kontijensi untuk mengantisipasi jika ada eskalasi di Ukraina di kemudian hari,” kata Judha dalam jumpa pers pada Kamis 3 Februari 2022.
Rusia saat ini telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Beberapa pekan lalu Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan hampir 3.000 tentara AS ke Polandia dan Rumania untuk melindungi sayap timur NATO.
Presiden Prancis sekaligus Uni Eropa Emmanuel Macron sudah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Kendati begitu situasi disebut makin memanas karena beberapa negara meminta warganya tinggalkan Ukraina.