TEMPO.CO, Jakarta - Denmark dan Amerika Serikat membicarakan perjanjian pertahanan baru yang memungkinkan negara Adidaya menaruh pasukan di negara yang berlokasi di Eropa Utara itu terkait krisis di Ukraina.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menegaskan bahwa negosiasi tidak dipicu oleh krisis Ukraina. Frederiksen menyebut perbincangan dengan Amerika dan sekutu NATO itu sudah direncanakan sekira satu tahun lalu, sebelum ketegangan terjadi di perbatasan Ukraina dan Rusia.
"Kesepakatan secara langsung antara Amerika Serikat dan Denmark akan membuka kerja sama dan kegiatan baru di sejumlah wilayah militer terpilih di Denmark, mungkin saja termasuk tentara Amerika di tanah Denmark." kata Frederiksen dilansir dari Reuters, Jum'at 11 Februari 2022.
Kendati begitu, Frederiksen menyatakan jika situasi yang terjadi di Ukraina dan sekitarnya menjadi sinyal penanda yang sangat jelas bagi Denmark untuk melakuakan sebuah antisipasi. Dengan kata lain, mereka ingin kehadiran Amerika yang lebih kuat di Eropa dan di Denmark.
"Kita tidak bisa mengambil perdamaian, kebebasan, atau keamanan begitu saja, perlu digarisbawahi mengapa penting untuk bekerja lebih dekat dengan Amerika," ujar Frederiksen.
Denmark memang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat. Negara dengan leluhur bangsa Viking itu memiliki lokasi yang strategis sebagai pintu gerbang kapal-kapal dari dan ke Laut Baltik tempat Rusia memiliki pangkalan militer.
Kemungkinan, perjanjian pertahanan baru antara Denmark dengan Amerika Serikat tidak membahas sebuah pendirian pangkalan, namun mencakup pembahasan seperti latihan militer, peningkatan kerja sama maritim, dan penyimpanan peralatan militer.
Sementara,
Rusia telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina. Tetapi Moskow mendesak AS dan sekutunya untuk berjanji tidak akan menerima Ukraina ke dalam NATO, tidak akan mengerahkan senjata ofensif, dan akan membatalkan pengerahan NATO ke Eropa Timur.
Baca: Amerika Serikat Desak Warganya Segera Tinggalkan Ukraina
REUTERS