TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat mendesak warganya yang berada di Ukraina untuk segera pergi dari negara itu. Seperti dilansir Aljazeera Jumat 11 Februari 2022, hal ini karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia terhadap Ukraina.
"Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan COVID-19. Mereka yang berada di Ukraina harus keluar sekarang melalui sarana umum atau pribadi," kata Departemen Luar Negeri AS.
Ukraina sudah berada pada level "jangan bepergian" tertinggi karena COVID-19 dan ketegangan dengan Rusia. Tetapi bagi warga Amerika yang sudah berada di Ukraina, nasihat sebelumnya mengatakan mereka “harus mempertimbangkan untuk pergi” dari negara itu.
Pedoman baru juga memperingatkan orang Amerika bahwa “pemerintah AS tidak akan dapat mengevakuasi” mereka jika terjadi aksi militer Rusia di mana pun di Ukraina.
Sehari sebelumnya, pesan serupa telah disampaikan Presiden Joe Biden dalam wawancara dengan NBC News.
“Warga Amerika harus pergi sekarang,” kata Biden, menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan mengirim pasukan untuk mengevakuasi warga AS jika terjadi perang di Ukraina.
“Ini tidak seperti kita berurusan dengan organisasi teroris. Kita berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini situasi yang sangat berbeda dan segalanya bisa menjadi berbahaya dengan cepat.”
Rusia telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina. Tetapi Moskow mendesak AS dan sekutunya untuk berjanji tidak akan menerima Ukraina ke dalam NATO, tidak akan mengerahkan senjata ofensif, dan akan membatalkan pengerahan NATO ke Eropa Timur.
Permintaan itu telah ditolak oleh Washington dan NATO. Negara-negara Barat telah meminta Rusia untuk menarik kembali sekitar 100 ribu tentara dari daerah dekat perbatasan Ukraina. Sebaliknya, Kremlin menegaskan pihaknya bebas menempatkan pasukan di mana pun yang diperlukan di wilayah Rusia.
Pemerintah Ukraina meluncurkan serangkaian latihan pertahanan untuk penduduk. Warga diajari dasar-dasar pertahanan diri dan pertolongan pertama.
Vladimir Putin telah mengisyaratkan kesiapan Moskow untuk melakukan lebih banyak pembicaraan dengan Washington dan sekutu NATO-nya. Sebagai bagian dari diplomasi tingkat tinggi untuk meredakan ketegangan, Presiden Prancis, Emmanuel Macron akan menuju ke Moskow dan Kyiv.
Sementara Kanselir Jerman, Olaf Scholz akan melakukan perjalanan ke Kyiv dan Moskow pada 14-15 Februari. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy juga berbicara dengan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel pada Sabtu. Melalui Twitternya, dia mengatakan ketegangan di sekitar Ukraina harus dikurangi.
Baca juga: Krisis Ukraina, Bank-Bank Eropa Bersiap Hadapi Serangan Siber Rusia
SUMBER: ALJAZEERA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.