TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Amerika Serikat menyatakan bahwa booster khusus untuk melawan varian Omicron saat ini tidak diperlukan. Kesimpulan itu berdasarkan hasil penelitian terhadap monyet yang telah diberi suntikan vaksin booster. Penelitian dengan membandingkan antara monyet yang telah diberi suntikan booster khusus Omicron dan yang hanya diberi suntikan vaksin Moderna Covid-19.
Para peneliti menguji berbagai aspek respon imun hewan dan mengekspos mereka dengan virus. Hasilnya booster vaksin Corona memberi efek serupa yaitu meningkatkan respons antibodi terhadap semua varian Covid-19 termasuk Omicron. Hasil penelitian ini telah diposting di bioRxiv sebelum peer review.
Moderna dan BioNTech-Pfizer telah mulai menguji booster khusus Omicron dengan melakukan uji klinis pada manusia. "Ini adalah berita yang sangat, sangat bagus," ujar Daniel Douek, peneliti vaksin di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular yang ikut memimpin penelitian tersebut.
"Itu berarti kita tidak perlu mendesain ulang vaksin secara radikal untuk menjadikannya vaksin Omicron."
Douek mengatakan dia yakin alasannya adalah karena vaksin asli dan khusus Omicron bersifat reaktif silang, yang berarti mereka dapat mengenali banyak varian berbeda.
Hasilnya mirip dengan penelitian yang menguji booster Moderna yang menargetkan varian Beta, kata Dr John Moore, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College. Ia tidak terlibat dalam penelitian ini. "Mari kita lihat apa yang ditunjukkan data manusia," kata Moore. "Data monyet umumnya cukup prediktif, tetapi Anda akan membutuhkan data manusia."
Salah satu keuntungan utama dari penelitian pada monyet adalah bahwa peneliti dapat meningkatkan hewan dan menginfeksi mereka dengan virus Covid-19 lalu mengukur respon imun. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan manusia sebagai percobaan, kata Moore.
Baca: Resmi, Austria Mulai Wajibkan Vaksin COVID-19 bagi Warga Dewasa
REUTERS