TEMPO.CO, Jakarta -Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat 28 Januari 2022 mengatakan sedang menyelidiki tuduhan bullying dan rasisme yang dilakukan Direktur Regional di Asia.
“WHO mengetahui tuduhan itu dan mengambil semua langkah yang tepat untuk menindaklanjuti masalah ini,” dalam pernyataan kepada Reuters.
Sehari sebelumnya, kantor berita Amerika Serikat Associated Press menerima email yang berisi tuduhan bahwa Takeshi Kasai—direktur WHO wilayah Pasifik Barat yang berbasis di Manila—bersikap kasar terhadap staf, menggunakan bahasa rasis dan membocorkan data vaksin sensitif ke Jepang.
Tuduhan pelecehan diuraikan dalam pengaduan internal yang diajukan pada Oktober lalu. Laporan bahkan telah dikirimkan ke kantor pusat WHO di Jenewa.
Gaya otoriter Kasai disebut telah menyebabkan kepergian lebih dari 55 staf kunci dalam satu setengah tahun terakhir, dan sebagian besar dari mereka belum diganti. Ini berdasarkan laporan yang mengutip staf WHO dan tidak disebutkan namanya.
AP mengatakan pengaduan dan email menuduh Kasai membuat "pernyataan rasis dan menghina staf dari negara tertentu" dan menciptakan "atmosfer beracun" dengan "budaya intimidasi sistemik dan ejekan."
Kasai— seorang dokter dari Jepang yang telah bekerja selama lebih dari 15 tahun di WHO— juga dituduh membagikan data rahasia kepada pemerintah Jepang. Ini membantu Negeri Sakura itu mendapatkan bantuan diplomatik dari sumbangan vaksin COVID-19 kepada negara tetangga.
Kasai tidak menanggapi permintaan komentar melalui email oleh Reuters. Sementara itu, Kementerian kesehatan dan luar negeri Jepang tidak segera menanggapi permintaan komentar atas dugaan kebocoran data vaksin.
Namun, melalui WHO, Kasai membantah tuduhan itu. Kendati demikian, Kasai mengakui bersikap keras terhadap stafnya.
"Memang benar bahwa saya keras terhadap staf, tetapi saya tidak menargetkan staf dari kebangsaan tertentu. Rasisme bertentangan dengan semua prinsip dan nilai yang saya junjung tinggi sebagai pribadi dan pegawai negeri internasional, dan sepanjang hidup dan karir saya."
Dia juga menanggapi "kekhawatiran yang muncul tentang gaya manajemen dan budaya kerja saya di Wilayah Pasifik Barat WHO dengan sangat serius".
Baca juga:
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.