TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 60 orang tewas terkena ledakan ketika mencoba mengambil bahan bakar tumpahan dari sebuah truk tangki pengangkut BBM yang terguling di kota Cap-Haitien, Haiti, Senin malam, 13 Desember 2021.
Ratusan orang pada hari Selasa tetap berada di lokasi ledakan Senin malam, termasuk tetangga yang terkejut mencari orang-orang terkasih di tengah rumah-rumah yang hancur, serta orang-orang yang berusaha membongkar sisa-sisa truk yang hangus untuk dijadikan besi tua.
"Saya sangat prihatin dengan jumlah orang yang tewas," kata Justorme Louis Fils, 64 tahun, yang tinggal di dekat lokasi ledakan. "Saya dapat mengidentifikasi beberapa rumah orang yang saya kenal, tetapi saya tidak dapat mengidentifikasi mereka di antara para korban."
Truk itu terbalik karena berusaha menghindari menabrak sepeda motor, katanya.
Surat kabar Haiti Le Nouvellite mengutip Patrick Almonor dari komisi kota Cap-Haitien yang mengatakan, "Penduduk setempat berbondong-bondong ke truk ketika ledakan terjadi."
Kekurangan bahan bakar yang parah dalam beberapa bulan terakhir telah membuat banyak warga Haiti putus asa untuk memastikan pasokan bensin.
Sebelumnya, petugas penyelamat memuat mayat yang ditutupi kain putih ke truk untuk dibawa pergi. Ledakan itu merusak rumah-rumah dan toko-toko di dekatnya serta menghancurkan sepeda motor dan mobil.
Perdana Menteri Ariel Henry mengunjungi Rumah Sakit Universitas Justinien, tempat sebagian besar korban dirawat.
"Kami sedih begitu banyak orang terluka dan begitu banyak orang meninggal," kata Henry pada konferensi pers.
Pejabat kementerian kesehatan Laure Adrien mengatakan empat orang meninggal di rumah sakit akibat luka-luka mereka dan 15 orang dipindahkan ke fasilitas lain. Jumlah korban tewas seluruhnya belum diketahui, katanya.
Koalisi geng memblokade terminal bahan bakar selama hampir satu bulan mulai Oktober, yang menyebabkan kelangkaan bensin dan solar yang meluas yang memaksa banyak bisnis tutup.
Geng bulan lalu mencabut blokade, tetapi banyak warga Haiti mengatakan mereka masih berjuang untuk menemukan bahan bakar. Pemerintah pekan lalu mengumumkan kenaikan harga BBM karena beban subsidi yang ada.
Geng telah tumbuh lebih kuat sejak pembunuhan Juli terhadap Presiden Jovenel Moise, yang menciptakan kekosongan politik dan memungkinkan kelompok kriminal untuk memperluas wilayah mereka.
Haiti juga mengalami gempa bumi dahsyat pada Agustus yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dan menghancurkan rumah-rumah di semenanjung selatan negara itu.
REUTERS