TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan menteri luar negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Islamabad, Pakistan, pada 19 Desember 2021, diharapkan bisa memberikan solusi bagi Afghanistan agar tidak semakin terpuruk,
"Meninggalkan Afghanistan pada tahap ini akan menjadi kesalahan bersejarah," kata Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Hussain Qureshi pada konferensi pers di Islamabad, Sabtu, 4 Desember 2021.
Ia memperingatkan bahwa separuh negara itu menghadapi risiko kelaparan yang dapat memicu kekacauan lebih lanjut.
Dalam sidang OKI itu, juga diundang delegasi dari Uni Eropa dan kelompok yang disebut P5 dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Cina.
"Ketidakstabilan bisa membuka jalan bagi konflik baru, bisa memicu eksodus pengungsi," katanya.
Ada peringatan yang berkembang tentang krisis kemanusiaan yang dihadapi Afghanistan sejak bantuan internasional tiba-tiba dipotong setelah pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus 2021 dan kekhawatiran akan bencana jika situasinya tidak terkendali.
Selain bantuan telah terhalang oleh sanksi terhadap dengan Taliban, keputusan AS untuk membekukan miliaran dolar cadangan bank sentral Afghanistan dan runtuhnya banyak sistem perbankan negara itu makin memperburuk keadaan.
Pakistan baru-baru ini setuju untuk mengizinkan 50.000 ton gandum transit melalui wilayahnya dari India untuk membantu Afghanistan tetapi badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa lebih banyak bantuan sangat dibutuhkan.