TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kepolisian Dunia atau Interpol pada Kamis, 25 November 2021 memilih Ahmed Nasser Al-Raisi sebagai Presiden Interpol. Al-Raisi adalah seorang Jenderal dari Uni Emirat Arab.
Al-Raisi terpilih menjadi Presiden Interpol kendati ada sejumlah tuduhan dari kelompok-kelompok HAM kalau dia telah gagal mengatasi dugaan penyiksaan pada sejumlah tahanan di Uni Emirat Arab.
Logo Interpol. Sumber: Reuters
Sebelumnya pada Mei 2021, kelompok HAM seperti Human Right Watch dan Gulf Centre for Human Rights menyebut departemen yang dipimpin Al-Raisi tidak melakukan investigasi yang kredibel atas tuduhan penyiksaan oleh aparat keamanan. Terpilihnya Al-Raisi bisa menempatkan komitmen Internpol untuk penegakan HAM menjadi diragukan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab dan Kerja Sama Internasional mengatakan Al-Raisi adalah sosok yang sangat yakin pelecehan atau perlakuan buruk oleh aparat kepolisian adalah tindakan yang tidak bisa ditolelir dan menjijikkan.
Sedangkan Sekjen Interpol Jurgen Stock menanggapi terpilihnya Al-Raisi sebagai Presiden Interpol mengatakan Interpol tidak melakukan intervensi politik
“Kami tidak punya mandat untuk melakukan investigasi atas permasalahan nasional. Itu adalah kedaulatan nasional, yang harus kami jauhi,” kata Stock pada pekan ini.
Sedangkan Human Right Watch mengatakan ada ratusan aktivis, akademisi dan pengacara yang menjalani hukuman berat (penjara yang lama) di penjara-penjara Uni Emirat Arab. Merea sering menghadapi persidangan yang tidak adil, seperti tuduhan yang tidak jelas dan terlalu luas. Uni Emirat Arab menyangkal tuduhan-tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai tuduhan palsu serta tidak subtansial.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kejahatan Lintas Negara yang Ditangani Interpol, Termasuk Kasus Korupsi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.