TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sekolah di Makedonia Utara pada Rabu pagi, 24 November 2021, dibubarkan setelah muncul pemberitaan bahwa seorang murid bernama Anisa Iseni, 14 tahun dan ibunya masuk dalam daftar 45 orang yang tewas dalam kecelakaan bus di negara tetangga Bulgaria pada Selasa, 23 November 2021.
Anisa pelajar kelas 3 SMP dan ibunya, Fikrija, 37 tahun, berada di bus naas yang membawa para turis dari perjalanan akhir pekan mereka di Istanbul, Turki kembali ke ibu kota Makedonia, Skopje. Kecelakaan terjadi ketika bus itu menabrak pembatas jalan raya sebelum fajar, pada Selasa, 23 November 2021.
Tak lama setelah kecelakaan, bus terbakar. Hanya tujuh penumpang yang selamat dari musibah itu.
“Ketika mereka mendengar berita itu, murid-murid mulai menangis dan mereka tidak bisa berkonsentrasi,” kata Semira Idrizi, seorang dokter kulit di sekolah Naim Frasheri di desa Studenicani, sambil menunjuk ke tempat duduk Anisa.
Anisa dikenal sebagai murid perempuan sangat pintar. Semua nilai-nilainya fantastis.
Ibu Anisa yang bernama Fikrija, adalah seorang guru bahasa Makedonia di sekolah yang mayoritas merupakan etnis Albania.
Sepupu Anisa, Fati Iseni, mengatakan Anisa mengiriminya banyak foto dari Istanbul pada Senin, 22 November 2021.
“Dia seperti anak perempuan bagiku. Kami tinggal di rumah yang sama. Ayahnya (Anisa) hancur, dia tidak bisa berbicara,” katanya sambil menangis.
Daftar penumpang dalam perjalanan sejauh 800 km (500 mil) yang dirilis oleh media di Skopje menunjukkan sebagian besar korban berasal dari Makedonia Utara etnis minoritas Albania. Diantara korban tewas adalah 12 orang pelajar.
Pemerintah daerah Skopje, Makedonia Utara, mengumumkan tiga hari berkabung dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang. Pemerintah di Bulgaria dan mayoritas etnis Albania Kosovo juga menyatakan sebagai hari berkabung pada Rabu kemarin, 24 November 2021.
Sekitar 250 murid dari sekolah Ismail Qemali di Skopje meletakkan bunga di sebelah monumen untuk pahlawan abad pertengahan Albania Skanderbeg di ibu kota sebagai penghormatan kepada lima teman kelasnya yang tewas dalam kecelakaan itu bersama ibu mereka.
Di Sofia, ibu kota Bulgaria, sejumlah warga meletakkan bunga dan mainan di depan kedutaan Makedonia Utara.
Pihak berwenang di Bulgaria terus menyelidiki kecelakaan itu, untuk mencari tahu faktor paling memungkinkan apakah musibah itu karena kesalahan manusia atau masalah teknis, meskipun kondisi jalan raya tempat kecelakaan itu terjadi juga dipertanyakan.
Lulzim Sylejmani, seorang warga etnis Albania dari kota Presevo di Serbia, dan tunangannya dari desa Makedonia Utara, Medina Lutfiu, termasuk di antara sedikit orang yang selamat dari kecelakaan itu.
“Sudah larut dan semua sedang tidur. Saya juga sedang tidur. Tunangan saya membangunkan saya dan memecahkan jendela. Kemudian saya tidak bisa melihat apa-apa. Dia melompat keluar. Saya hanya bisa mendengar suaranya,” kata Lutfiu.
“Ada seorang laki-laki di belakang saya, yang menginjak kaki saya. Dia berusaha menyelamatkan diri. Saya berhasil berdiri dan keluar melalui jendela,” kata Lutfiu, yang mengatakan kebakaran terjadi setelah bus menabrak pembatas.
Keluarga korban tewas dan selamat dari kecelakaan itu, berkumpul di Rumah Sakit Pirogov Sofia untuk menunggu informasi lebih lanjut.
Isa Doshliak, 47, yang kehilangan istri dan dua kerabatnya dalam kebakaran bus itu. Dia mengatakan diberitahu bahwa tes DNA akan dilakukan pada Kamis, 25 November 2021.
Menteri Luar Negeri Makedonia Utara, Bujar Osmani mengunjungi penumpang yang dirawat di rumah sakit pada Rabu kemarin. Dia mengatakan sampel DNA telah dikumpulkan untuk membantu mengidentifikasi para korban.
Afifa Rizkia Amani | Reuters
Baca juga: Belarus Pulangkan 2 Ribu Migran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.