TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Selasa, 15 November 2021, menyatakan pemberlakuan empat hari berkabung nasional untuk mengenang kematian mantan Presiden kulit putih Afrika Selatan pertama FW de Klerk. Klerk meninggal pada Kamis pekan lalu di kampung halamannya di Cape Town setelah berjuang melawan kanker.
De Klerk, dipuji atas perannya menciptakan pemerintahan transisi yang damai dari kulit putih minoritas yang berkuasa di Afrika Selatan ke pemerintahan kulit hitam yang merupakan mayoritas masyarakat Afrika Selatan. Ketika itu, kekuasaan Afrika Selatan dipimpin oleh mantan Presiden Nelson Mandela.
Mantan Presiden FW de Klerk meninggal pada 11 November 2021. Sumber: Reuters
De Klerk meninggal pada usia 85 tahun. Muncul spekulasi kalau dia akan diberikan seremoni pemakaman kenegaraan. Namun Yayasan De Klerk pada Minggu, 14 November 2021 mengatakan pemakamannya akan dilakukan pada 21 November 2021 dalam sebuah acara tertutup.
"
Presiden Cyril Ramaphosa telah menyatakan bendera setengah tiang agar dikibarkan sebagai tanda untuk menghormati mendiang FW de Klerk," dekikian pernyataan kantor Kepresidanan Afrika Selatan.
Hari berkabung nasional akan dimulai pada 17 November pagi. Secara global, de Klerk mendapatkan pujian sebagai sosok yang mengakhiri apartheid, sedangkan di dalam negerinya legasi de Klerk masih kontroversial.
Banyak masyarakat
kulit hitam Afrika Selatan marah dengan tindakannya selama apartheid dan kegagalannya dalam menghentikan turbulensi politik selama bertahun-tahun yang mengarah pada pemilu 1994. Adapun warga kulit putih sayap kanan Afrika Selatan menilai de Klerk sebagai seorang pengkhianat karena menyebabkan supremasi kulit putih dan nasionalime mereka.
Sumber: Reuters
Selalu update
info terkini. Simak breaking news
dan berita pilihan dari Tempo.co
di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install
aplikasi Telegram terlebih dahulu.