Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengungsi Afghanistan Kehilangan Bayi setelah Diselamatkan Tentara AS

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seorang bayi diserahkan kepada pasukan Amerika di atas tembok pembatas bandara untuk dievakuasi, di Kabul, Afghanistan, pada 19 Agustus [File: Omar Haidari/via Reuters]
Seorang bayi diserahkan kepada pasukan Amerika di atas tembok pembatas bandara untuk dievakuasi, di Kabul, Afghanistan, pada 19 Agustus [File: Omar Haidari/via Reuters]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mirza Ali Ahmadi dan istrinya Suraya tidak membayangkan akan kehilangan bayinya, yang baru berumur 2 bulan, saat kekacauan evakuasi setelah Taliban menguasai Afghanistan, Agustus lalu.

Mirza Ali, yang bersama istri dan lima anaknya termasuk prioritas diungsikan Amerika Serikat karena bekerja sebagai sekuriti di Kedutaan AS di Kabul 10 tahun terakhir, ikut berdesak-desakan dengan ratusan ribu orang lain yang berharap bisa meninggalkan Afghanistan.

Karena khawatir keselamatan bayinya, ia mengulurkannya ke seorang tentara Amerika yang berada di balik pagar kawat berduri. Ia merasa, bayinya akan aman karena ia sudah dekat dengan gerbang.

Tetapi, kata Mirza Ali, butuh waktu lebih dari setengah jam bagi seluruh keluarga untuk sampai ke sisi lain pagar bandara. Begitu mereka berada di dalam, Sohail tidak bisa ditemukan.

Dia bertanya ke banyak orang di bandara tentang keberadaan anaknya, termasuk pada seorang komandan militer yang menunjukkan area khusus untuk anak-anak. Tapi sesampainya di sana, ternyata kosong.

“Dia berjalan bersama saya di sekitar bandara untuk mencari di mana-mana,” kata Mirza Ali dalam sebuah wawancara melalui seorang penerjemah, seperti dikutip Reuters, Jumat, 5 November 2021.

Dia tidak pernah mendapatkan nama komandan itu, karena dia tidak berbicara bahasa Inggris dan mengandalkan rekan-rekan Afghanistan dari kedutaan untuk membantu berkomunikasi. 

"Saya berbicara dengan mungkin lebih dari 20 orang," katanya. “Setiap petugas – militer atau sipil – saya temui, saya bertanya tentang bayi saya.”

 Selebaran tentang hilangnya bayi Sohail. (Afghanrefugeerelief)

Dia mengatakan salah satu pejabat sipil yang dia ajak bicara mengatakan kepadanya bahwa Sohail mungkin telah dievakuasi sendiri. “Mereka berkata, ‘Kami tidak memiliki sumber daya untuk menjaga bayi di sini.'”

Tiga hari kemudian, Mirza Ali, 35, Suraya, 32, dan anak-anak mereka yang lain berumur 17, sembilan, enam dan tiga tahun, akhirnya dievakuasi ke Qatar, lalu ke Jerman dan akhirnya mendarat di Amerika Serikat.

Keluarga itu sekarang berada di Fort Bliss di Texas dengan pengungsi Afghanistan lainnya menunggu untuk dimukimkan kembali di suatu tempat di AS. Mereka tidak memiliki kerabat di sini.

Mirza Ali mengatakan dia melihat keluarga lain menyerahkan bayi mereka di atas pagar bandara Kabul kepada tentara pada saat yang bersamaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu video bayi kecil yang diangkat dengan lengannya di atas kawat berduri menjadi viral di media sosial. Dia kemudian dipertemukan kembali dengan orang tuanya.

Menurut Mirza Ali, setiap orang yang dia temui – pekerja bantuan, pejabat AS – dia memberi tahu mereka tentang Sohail.

"Semua orang berjanji mereka akan melakukan yang terbaik, tapi itu hanya janji," katanya.

Sebuah kelompok pendukung pengungsi Afghanistan membuat selebaran "Bayi Hilang" dengan gambar Sohail dan mengedarkannya di antara jaringan mereka dengan harapan seseorang akan mengenalinya.

Seorang pejabat pemerintah AS yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kasus telah dilaporkan ke semua lembaga yang terlibat, termasuk pangkalan AS dan lokasi di luar negeri.

Anak itu terakhir terlihat diserahkan kepada seorang tentara AS selama kekacauan di bandara Kabul tetapi "sayangnya, tidak ada yang dapat menemukan anak itu," kata pejabat itu.

Seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS dan juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang mengawasi upaya pemukiman kembali, mengajukan pertanyaan tentang masalah tersebut ke Departemen Luar Negeri, karena insiden itu terjadi di luar negeri.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan pemerintah bekerja dengan mitra dan masyarakat internasional "untuk mengeksplorasi setiap cara untuk menemukan anak itu, yang mencakup peringatan kuning internasional yang dikeluarkan melalui Pusat Internasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi".

Suraya, yang juga berbicara melalui penerjemah, mengatakan bahwa dia sering menangis dan anak-anaknya yang lain ikut putus asa.

“Yang saya lakukan hanyalah memikirkan anak saya,” kata Suraya. “Semua orang, ibu saya, ayah saya, saudara perempuan saya, mereka semua menghibur saya dan berkata, 'Jangan khawatir, Tuhan maha baik, anakmu akan ditemukan.'”

AS dan sekutunya mengevakuasi lebih dari 120.000 orang dari Bandara Internasional Hamid Karzai dalam waktu beberapa minggu pada bulan Agustus ketika pemerintah yang didukung Barat di Kabul jatuh dan Taliban menguasai kota itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

3 jam lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

5 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

6 jam lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

19 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

19 jam lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

19 jam lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

21 jam lalu

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada anggota militer, petugas pertolongan pertama, dan keluarga mereka pada hari peringatan 22 tahun serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, 11 September. 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.


Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

22 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

23 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

1 hari lalu

Petugas kepolisian bentrok dengan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "masih banyak yang harus dilakukan" untuk menghentikan protes pro-Palestina di kampus-kampus AS.