TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan banding federal Amerika Serikat memutuskan menunda mandat wajib vaksin Covid-19 yang dicanangkan Presiden Joe Biden terhadap perusahaan, tenaga kesehatan tertentu dan kontraktor federal. Sebelumnya Biden akan mewajibkan perusahaan yang memiliki 100 karyawan agar pegawainya divaksinasi. Kebijakan ini akan diterapkan mulai 4 Januari 2022.
Dikutip dari Reuters, menurut pengadilan banding federal, aturan itu ditunda karena adanya masalah status hukum dan konstitusional yang serius. Putusan diambil setelah banyak negara bagian yang dipimpin oleh politikus dari Partai Republik menentang mandat wajib vaksin mulai awal tahun depan.
Putusan pengadilan tersebut adalah tanggapan atas petisi yang diajukan oleh sejumlah perusahaan, kelompok advokasi dan negara bagian Texas, Louisiana, Mississippi, Carolina Selatan, serta Utah. Pengadilan memberi waktu kepada Presiden Biden untuk menanggapi putusan tersebut paling lambat Senin pukul 5 sore.
Penundaan mandat vaksin Covid-19 dilakukan dua hari setelah pemerintahan Biden mengumumkan aturan tersebut. Bila diterapkan, aturan itu akan berlaku untuk 84,2 juta pekerja di 1,9 juta pengusaha sektor swasta, menurut Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau OSHA.
Aturan pemerintah Biden yang dirilis pada Kamis menetapkan karyawan yang termasuk dalam kelompok tersebut harus menerima suntikan vaksinasi penuh. Vaksin Covid-19 yang digunakan adalah buatan Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson.
Aturan OSHA sebelumnya mengizinkan karyawan untuk tidak divaksinasi jika mereka mau. Namun karyawan harus memberikan tes negatif yang diverifikasi kepada perusahaan setiap minggu dan harus memakai masker wajah di tempat kerja.
Juru bicara Departemen Kehakiman Anthony Coley mengatakan standar darurat yang diterapkan oleh OSHA adalah instrumen penting menjaga perusahaan aman saat Amerika sedang berjuang keluar dari pandemi. "Departemen Kehakiman akan dengan gigih mempertahankan aturan ini di pengadilan," kata Coley dalam sebuah pernyataan.
Pengacara Tenaga Kerja Seema Nanda juga mengatakan Departemen Tenaga Kerja siap untuk mempertahankan standar ini di pengadilan. "Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara eksplisit memberi OSHA wewenang bertindak cepat dalam keadaan darurat, di mana agen menemukan bahwa pekerja menjadi sasaran bahaya besar dan standar baru diperlukan untuk melindungi mereka," ujarnya dikutip dari CNN.
Rata-rata sekitar 1.100 orang Amerika meninggal setiap hari akibat COVID-19. Kebanyakan korban meninggal adalah yang tidak divaksinasi. Covid-19 telah menewaskan sekitar 750.000 orang di Amerika Serikat.
Sementara vaksinasi covid-19 di Amerika Serikat tak sesuai target pemerintah. Banyak yang menolak divaksinasi.
REUTERS | CNN