TEMPO.CO, Jakarta - Australia pada Sabtu, 6 November 2021, mengumumkan angka rata-rata imunisasi vaksin virus corona sebanyak dua dosis, pada kelompok usia 16 tahun ke atas sudah menyentuh angka 80 persen. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut hal tersebut sebagai sebuah pencapaian dan ini telah menjadikan Australia dengan warga terbanyak yang sudah disuntik vaksin Covid-19.
Australia juga menjadi salah satu negara di dunia yang mengupayakan nol kasus infeksi virus corona dengan mengendalikan pandemi Covid-19. Negara Kangguru tersebut, sekarang mencoba hidup bersama Covid-19 dengan meningkatkan angka imunisasi vaksin virus corona, terlebih adanya penyebaran varian Delta Covid-19.
“Ini sebuah pencapaian bagi Australia. Ini seperti skala 4 dari 5, bagus sekali kan? Ini benar-benar sebuah upaya nasional yang dilakukan warga negara Australia,” kata Perdana Menteri Morrison.
Orang-orang mengantre di klinik pengujian penyakit virus corona (COVID-19) di Rumah Sakit Mona Vale setelah wabah baru corona terdeteksi di daerah Pantai Utara Sydney, Australia, 18 Desember 2020. [REUTERS / Loren Elliott]
Pemerintah Federal Australia tidak mewajibkan suntik vaksin virus corona. Namun Pemerintah Negara Bagian memberlakukan aturan wajib suntik vaksin virus corona bagi kelompok tertentu berdasarkan pekerjaan dan jabatan. Mereka yang belum imunisasi vaksin virus corona, tidak akan diizinkan melakukan sejumlah aktivitas, seperti makan di restoran atau nonton konser.
Pada Senin, 1 November 2021, Australia telah melonggarkan wilayah perbatasan internasional. Hanya saja, aturan ini cuma bisa dinikmati oleh mereka yang sudah suntik vaksin virus corona dan pelancong dari negara zona hijau.
Sementara itu, media di Australia mewartakan ada sekitar 3 ribu orang di Kota Melbourne melakukan unjuk rasa damai menolak kewajiban suntik vaksin virus corona. Selama hampir sembilan bulan, Ibu Kota negara bagian Victoria itu mengalami enam kali lockdown selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Inggris Ingatkan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.