TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan pelanggaran HAM, yang diduga dilakukan oleh angkatan bersenjata Mynamar di negara bagian Chin. Diantara pelanggaran itu adalah pembakaran dan penghancuran lebih dari 100 rumah penduduk serta sejumlah gereja.
“Kami mengutuk perilaku-perilaku brutal yang dilakukan oleh rezim Burma (Myanmar) terhadap warganya, rumah-rumah mereka dan tempat ibadah. Itu memperlihatkan pengabaian total rezim terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Burma,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Minggu, 31 Oktober 2021.
Pekerja pabrik memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan saat mereka melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 25 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerukan agar tindak kekerasan di Myanmar segera diakhiri. Mynamar yang dulu bernama Burma, diselimuti ketegangan sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.
Kudeta militer tersebut dipimpin oleh Panglima Militer Min Aung Hlaing. Kudeta itu mengakhiri 10 tahun pemerintahan demokratis Myanmar.
Kembalinya berkuasa militer Myanmar, telah mengundang kemarahan dari dalam negeri dan luar negeri
Baca juga: Politikus Sudan Negosiasi untuk Akhiri Pemerintahan Militer
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.