TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan pegawai IMF menilai Argentina tidak akan membayar utang pada lembaga itu dan menganggap setiap kesepakatan yang dibuat negara tersebut dengan IMF akan menjadi sebuah bantuan sementara.
“Argentina tidak akan membayar IMF. Argentina tidak akan melakukan yang baik-baik untuk kebijakan yang menyasar institusi makro-mikro,” kata Alejandro Werner, mantan kepala IMF di Western Hemisphere Department, yang bekerja di IMF hampir 10 tahun dan keluar dari lembaga keuangan itu pada Agustus 2021 lalu.
IMF belum mau berkomentar atas ucapan Werner tersebut. Sikap serupa juga diperlihatkan Argentina.
Seorang pekerja merakit mobil Volkswagen model Amarok saat pabrik mobil Volkswagen kembali dibuka usai ditutup sementara akibat pencegahan virus corona di pinggiran Buenos Aires, Argentina, 29 Mei 2020. REUTERS/Agustin Marcarian
Argentina sekarang ini sedang menegosiasikan sebuah program untuk menggantikan program lain pada 2018 yang gagal. Sejauh ini Argentina adalah debitur terbesar di IMF, di mana utang jatuh temponya ke IMF sekitar USD 45 miliar (Rp 640 triliun). Jika kesepakatan yang ada sekarang ini tidak diubah, maka pada tahun depan Argentina harus membayar utang jatuh tempo sebesar USD 19 miliar (Rp 270 triliun)
Menurut Werner, program IMF sedang dipermainkan. Sebab program tersebut bisa jadi bantuan sementara untuk mengulur waktu bagi bank-bank (di Argentina) selama beberapa bulan ke depan dan menunda sejumlah harapan.
“Apa yang Anda harapkan dari pemerintahan ini?,” kata Werner.
Sumber di Pemerintah Argentina, yang tak mau disebut namanya, mengatakan sangat aneh melihat mantan pegawai IMF berkomentar seperti ini setelah dia tidak lagi bekerja di lembaga tersebut.
Baca juga: PR Bos Baru MIND ID, dari Genjot Ekspor sampai Bayar Utang Beli Freeport
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.