Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Remaja Putri Afghanistan: Bebas di Pengungsian atau Terkurung di Kampung

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Arsip: Siswi menghadiri kelas psikoterapi setelah sebuah bom besar meledak di luar sekolah mereka, yang menewaskan sedikitnya 80 siswa di Kabul, Afghanistan 26 Mei 2021. Gambar diambil 26 Mei 2021. REUTERS/Stringer
Arsip: Siswi menghadiri kelas psikoterapi setelah sebuah bom besar meledak di luar sekolah mereka, yang menewaskan sedikitnya 80 siswa di Kabul, Afghanistan 26 Mei 2021. Gambar diambil 26 Mei 2021. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk seorang remaja putri Afghanistan, rumah barunya di Korea Selatan telah memberinya kebebasan, yang barangkali hanya bisa diimpikan teman sebayanya di kampung halaman. 

"Di Afghanistan, Anda tidak bisa melakukan aktivitas sebebas laki-laki, dan sungguh memuaskan bisa berlatih taekwondo tanpa jilbab," kata gadis itu kepada wartawan setelah kelas taekwondo pada hari Rabu, 13 Oktober 2021.

Dia adalah salah satu dari hampir 400 pengungsi Afghanistan yang tiba di Seoul pada Agustus lalu, di bawah program khusus yang bertujuan untuk memberikan tempat tinggal jangka panjang kepada warga Afghanistan dan keluarga mereka di Korea Selatan.

Bersama dengan pengungsi lain yang berbicara kepada wartawan, gadis itu tidak diidentifikasi usia atau namanya berdasarkan kesepakatan dengan pejabat pemerintah Korea Selatan.

Kementerian Kehakiman memberikan kelas bahasa Korea kepada para pengungsi sebagai bagian dari "Program Integrasi Sosial," dan semuanya telah menerima kartu pendaftaran orang asing.

Mereka saat ini tinggal di fasilitas pemrosesan, kata para pejabat.

"Sebagian besar pengalaman saya tinggal di Afghanistan sejauh ini adalah perang, dan ketika saya mendengarkan sejarah yang saya dengar dari orang tua saya, saya hanya mendengar tentang perang," kata seorang anak laki-laki di kelas taekwondo seperti dilaporkan Reuters. "Sekarang, kehidupan di Korea stabil dan saya menikmati hidup."

Pengungsi Afghanistan di taman bermain Institut Pengembangan Sumber Daya Manusia Nasional di Jincheon, dekat Seoul, Korea Selatan, 13 Oktober , 2021. Jeon Heon-Kyun/Pool via Reuters

Beda Nasib 

Nasib warga Kabul, Rahela Nussrat, 17 tahun, berbalik 180 derajat. Siswa kelas 12 sekolah menengah itu sampai saat ini belum bisa bersekolah,

Taliban yang kini menjadi penguasa baru Afghanistan melarang gadis remaja dari sekolah untuk saat ini. Bulan lalu, mereka mengumumkan sekolah akan dibuka, tetapi hanya anak laki-laki dari segala usia.

Anak perempuan sekolah menengah belum bisa sekolah. Langkah tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kebijakan kelompok tersebut tentang pendidikan perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Taliban menyatakan "lingkungan belajar yang aman" diperlukan sebelum anak perempuan dapat kembali ke sekolah menengah. Mereka berjanji sekolah akan dibuka kembali "sesegera mungkin", tanpa memberikan jangka waktu.

"Pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar, tetapi hari ini, hak dasar itu telah diambil dari saya dan jutaan gadis Afghanistan lainnya," kata Nussrat kepada Al Jazeera.

Afghanistan telah berjuang untuk mendapatkan anak perempuan kembali ke sekolah selama pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang didukung Barat. Menurut survei 2015 yang disiapkan untuk UNESCO oleh Forum Pendidikan Dunia, hampir 50 persen sekolah Afghanistan tidak memiliki bangunan yang dapat digunakan.

Lebih dari 2,2 juta anak perempuan Afghanistan tidak dapat bersekolah tahun lalu, 60 persen dari total anak putus sekolah di negara itu.

Ketidakjelasan Taliban tentang pembukaan kembali sekolah menengah telah memperparah masalah dan merupakan pukulan bagi jutaan anak perempuan, terutama mereka yang keluarganya mengira akhir perang dapat kembali ke kehidupan normal.

“Ketika pemerintah Afghanistan jatuh, saya kehilangan hak atas pendidikan, ini pertama kalinya saya menangis khusus karena jenis kelamin saya,” kata Nussrat, yang kini memperdalam Bahasa Inggris karena ingin melanjutkan studi di laur negeri.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengatakan “sangat mengecewakan melihat beberapa langkah mundur” Taliban, yang pada 1990-an adalah satu-satunya yang pernah melarang perempuan dan anak perempuan. dari pendidikan dan pekerjaan dalam sejarah Afghanistan.

Sheikh Mohammed mengatakan Qatar, yang menjadi tuan rumah kantor politik Taliban, bisa dipakai sebagai model bagaimana masyarakat Muslim dapat dijalankan.

"Sistem kami adalah sistem Islam [tetapi] kami memiliki jumlah perempuan melebihi laki-laki dalam angkatan kerja, pemerintahan dan pendidikan tinggi."

Afifa Rizkia Amani

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

15 jam lalu

Museum of Islamic Art Qatar (Dok. Museum of Islamic Art)
Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.


Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

23 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

1 hari lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.


Ketika Ernando Ari Berjoget Usai Gagalkan Penalti Jagoan Korea Selatan Lee Kang-hee di Piala Asia U-23

1 hari lalu

Ekspresi dari penjaga gawang Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Sutaryadi usai menepis penalti dari pesepak bola Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024. Indonesia memastikan lolos semifinal usai menang adu penalti dengan skor akhir 11-10, dimana sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Ketika Ernando Ari Berjoget Usai Gagalkan Penalti Jagoan Korea Selatan Lee Kang-hee di Piala Asia U-23

Aksi joget-joget Ernando Ari pada laga perempat final Piala Asia U-23 dianggap sebagai ejekan terhadap Lee Kang Hee.


5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia cetak sejarah maju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 setelah kalahkan Timnas Korea Selatan lewat adu penalti 11-10.


Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Selebrasi Rafael Struick setelah mencetak gol kedua dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Cuplikan TVN
Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

Rafael Struick mencetak dua gol saat pertandingan timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Mengenal Jooyoung, Penyanyi Korea yang Akan Konser di Jakarta

1 hari lalu

Jooyoung. FOTO/Instagram/jooyoung
Mengenal Jooyoung, Penyanyi Korea yang Akan Konser di Jakarta

Penyanyi Korea Selatan Jooyoung merilis jadwal tur konser Asia perdananya yang akan berlangsung pada Mei-Juni 2024


5 Drama Korea yang Akan Tayang Mei-Juni 2024

1 hari lalu

Drama Korea Uncle Samsik. Disney+ Hotstar
5 Drama Korea yang Akan Tayang Mei-Juni 2024

Berikut adalah 5 drama Korea yang sangat dinantikan yang akan tayang pada periode Mei-Juni 2024:


Shin Tae-yong Yakin Timnas U-23 Indonesia Bisa Tembus Final Piala Asia U-23 2024 Usai Singkirkan Korea Selatan

1 hari lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, saat konferensi pers menjelang laga melawan tuan rumah Qatar di Piala Asia U-23 2024. Kredit: Tim Media PSSI
Shin Tae-yong Yakin Timnas U-23 Indonesia Bisa Tembus Final Piala Asia U-23 2024 Usai Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong mengakui perasaannya berkecambuk setelah timnas U-23 Indonesia menyingkirkan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Catatan Momen Penting Ernando Ari Bantu Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Ekspresi dari penjaga gawang Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Sutaryadi usai menepis penalti dari pesepak bola Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024. Indonesia memastikan lolos semifinal usai menang adu penalti dengan skor akhir 11-10, dimana sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Catatan Momen Penting Ernando Ari Bantu Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Ernando Ari turut berperan penting dalam kesukseskan timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024.