TEMPO.CO, Jakarta - Jennifer Schecter, seorang hakim di pengadilan New York pada Senin, 4 Oktober 2021, memutuskan tenggat waktu sampai 23 Desember 2021, kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menjalani interograsi atas tuduhan pencemaran nama baik. Gugatan tersebut dilayangkan oleh mantan kontestan dalam acara ‘The Apprentice’.
Menurut hakim Schecter, mantan Presiden Trump harus bisa memperlihatkan alat bukti setelah pengacaranya mengatakan klien mereka berencana membalas tuduhan si penuduhnnya, yakni Summer Zervos. Gugatan balik Trump itu sesuai undang-undang negara bagian yang dibuat untuk mendorong kebebasan berpendapat.
Presiden AS Donald Trump meninggalkan lokasi setelah meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit Tidak Dikenal saat ia menghadiri perayaan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington di Arlington, Virginia, AS, Rabu, 11 November 2020. Joe Biden unggul dengan perolehan sementara 290 suara elektoral dan Trump 217. REUTERS/Carlos Barria
Putusan Schecter dijatuhkan setelah pengacara Trump dan pengacara Zervos saling tuduh kalau mereka mengulur-ulur waktu.
“Dia tidak bisa menunda-nunda kasus ini lebih lama lagi,” kata pengacara Zervos, Moira Penza.
Zervos menggugat Trump pada Januari 2017 lalu. Namun kasusnya masih belum diputuskan karena Trump ketika itu duduk di Gedung Putih sebagai Presiden, yang tidak bisa digugat. Kasus ini kembali disorot setelah Joe Biden memenangkan pemilu Presiden 2020, yang secara otomatis membuat Trump kembali menjadi warga sipil biasa.
Dalam pernyataannya, Alina Habba pengacara Trump mengatakan pengadilan sekarang telah membuat kasus ini menjadi jelas. Zervos harus mematuhi arahan pengadilan dan memperlihatkan bukti-bukti yang relevan. Saat yang sama, Habba meyakinkan pihaknya akan sekuat tenaga membela Trump dari tuntutan yang sembrono ini.
Pengacara Zervos belum mau berkomentar atas langkah hukum Trump tersebut. Dalam putusan pengadilan, Zervos juga diberi tenggat waktu sampai 23 Desember 2021 untuk memperlihatkan semua alat bukti-bukti.
Kasus hukum ini bermula ketika Zervos menuduh Trump sudah berusaha mengecupnya dan meraba-raba tubuhnya, tanpa persetujuan. Kejadian pelecehan seksual ini disebut Zervos terjadi pada 2007 ketika dia sedang meminta nasehat pada Trump soal karir yang hendak dipilihnya atau dua tahun setelah dia tampi dalam acara reality show The Apprentice yang dibawakan oleh Trump.
Trump menyebut rentetan tuduhan Zervos sebagai kebohongan dan menyebut unggahan-unggahan Zervos di media sosial sebagai sebuah puncak hoax.
Baca juga: Komisi Independen Perkirakan Ada 3.000 Pedofil di Jajaran Gereja Katolik Prancis
Sumber: Reuters