TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Sabtu menahan dan mendakwa seorang pria Kanada kelahiran Arab Saudi yang menjadi narator video ISIS berbahasa Inggris.
Jaksa menuduh Mohammed Khalifa melemparkan granat dalam pertempuran dan bekerja dengan propagandis yang mempublikasikan pemenggalan kepala sandera termasuk jurnalis AS James Foley.
Departemen Kehakiman AS mengidentifikasi Mohammed Khalifa sebagai "tokoh terkemuka" di unit media berbahasa Inggris dari Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, menurut laporan Reuters, 3 Oktober 2021.
Departemen Kehakiman mengatakan Khalifa menarasikan video perekrutan berbahasa Inggris dan merupakan seorang militan di medan perang sebelum dia ditangkap pada 2019 oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
Mohammed Khalifa, seorang warga Kanada kelahiran Saudi berusia 38 tahun, ditangkap oleh Pasukan Demokrat Suriah pada Januari 2019 setelah baku tembak di mana ia melemparkan granat. Khalifa baru-baru ini dipindahkan ke FBI, kata pernyataan Departemen Kehakiman AS, CNN melaporkan.
Pada Sabtu dakwaan terhadapnya dibuka di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia.
Pria bertopeng yang memenggal Steven Sotloff diduga merupakan orang yang sama pada video pemenggalan James Foley. Pria ini dikenal dengan sebutan Jihadis John yang berbicara dengan logat Inggris. REUTERS/Islamic State via Reuters TV
Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia, Raj Parekh, menyebut Khalifa sebagai "suara di balik kekerasan ISIS".
"Melalui peran utamanya dalam menerjemahkan, menarasikan, dan memajukan propaganda online ISIS, Khalifa mempromosikan kelompok teroris, melanjutkan upaya perekrutannya di seluruh dunia, dan memperluas jangkauan video yang mengagungkan pembunuhan mengerikan dan kekejaman ISIS tanpa pandang bulu," kata Parekh.
ISIS mengejutkan dunia setelah merilis video tahun 2014 tentang pemenggalan kepala jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, dan pekerja bantuan Inggris Alan Henning dan David Haines. Jaksa AS menuduh Khalifa bekerja di unit yang mempublikasikan video tersebut.
Jika terbukti bersalah, Khalifa menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
Khalifa diduga telah bekerja dengan ISIS selama sekitar enam tahun setelah melakukan perjalanan ke Suriah pada tahun 2013 untuk menjadi militan asing dan bekerja di Bagian Media Bahasa Inggris, menceritakan dan menerjemahkan untuk propaganda.
Secara keseluruhan, Khalifa menerjemahkan dan meriwayatkan sekitar 15 video ISIS, termasuk dua video kekerasan yang banyak dilihat berjudul "Flames of War," kata Departemen Kehakiman. Dia mengakui kepada FBI pada Maret 2019 bahwa dia adalah narator video "Flames of War" tahun 2014 dan 2017, menurut pengaduan pidana yang dibuka pada Sabtu.
Khalifa juga diduga menarasikan serangkaian video yang mendorong calon-calon anggota untuk bergabung dengan ISIS dan melakukan serangan teror terhadap non-Muslim, kata pengaduan tersebut.
Baca juga: ISIS Diduga Bisa Bangkit Lagi di Afghanistan dalam 36 Bulan
REUTERS | CNN