TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan pentingnya kenaikan batas utang. Kepada anggota parlemen Selasa lalu, menurut Yellen, pemerintah dapat kehabisan uang tunai pada 18 Oktober 2021. Hal ini bisa dihindari bila Kongres menyetujui kenaikan batas utang federal sebelum Departemen Keuangan melakukan upaya melestarikan sumber daya.
"Kami berharap Treasury akan dibiarkan dengan sumber daya terbatas yang akan habis dengan cepat," kata Yellen kepada anggota parlemen selama sidang Komite Perbankan Senat.
Yellen mengatakan setelah 18 Oktober, ia tak yakin Amerika Serikat mampu membayar kewajibannya. Pernyataan itu diungkapkan Yellen sehari setelah Senat Republik menolak kenaikan batas utang AS untuk membayar pengeluaran pemerintah.
Yellen muncul bersama dengan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat pada Selasa. Keduanya membahas kebijakan kedua lembaga di bidang ekonomi akibat pandemi virus corona.
Usai sidang, Yellen ditanya ihwal tenggat waktu yang kian mepet untuk menaikkan pagu utang. Yellen menjawab bahwa ia gagal menaikkan pagu utang yang bisa menjadi bencana krisis keuangan di AS. Powell juga mendesak Kongres untuk menaikkan batas utang tepat waktu guna menghindari gagal bayar atau default.
Menurut Yellen, Departemen Keuangan telah melakukan langkah-langkah luar biasa agar dana pemerintah tetap mengalir setelah plafon utang tercapai selama musim panas. Tetapi persediaan uang akan habis dalam waktu 20 hari.
Rata-rata, menurut Yellen, arus kas kotor harian pemerintah, tak termasuk pembiayaan hampir US$ 50 miliar per hari selama setahun terakhir. "Tidak pasti apakah kita dapat terus memenuhi semua komitmen setelah tanggal itu (18 Oktober)," tulis Yellen dalam sebuah surat.
Para ekonom memperkirakan kerugian bila Amerika Serikat gagal bayar. Default bisa menyebabkan bencana keuangan hingga menurunkan pertumbuhan ekonomi AS di tengah lonjakan suku bunga.
Baca:AS Terancam Gagal Bayar Utang, Sri Mulyani: Kami Tidak Lengah
REUTERS | CNN