TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika, CDC, mendukung wacana penyuntikkan dosis ketiga vaksin COVID-19 (Booster Shot) untuk lansia, penderita penyakit kronis, serta mereka yang bekerja di lingkungan dengan resiko terpapar virus tinggi. Dukungan tersebut bertentangan dengan rekomendasi yang diberikan oleh dewan penasihat CDC.
Pada kamis kemarin, Dewan Penasihat CDC tidak merekomendasikan booster shot bagi mereka yang bekerja di lingkungan beresiko tinggi seperti guru. Menurut mereka, untuk saat ini, sebaiknya booster shot diberikan kepada lansia dan mereka yang memiliki penyakit kronis saja. Direktur CDC Rochelle Walensky dikabarkan tak setuju.
"Dalam situasi pandemi, ada kalanya CDC harus membuat rekomendasi berdasarkan data yang kompleks, bahkan cacat. Walau begitu, terlepas ada ketidakpastian, tindakan yang diyakini akan berdampak baik perlu diambil," ujar Walensky, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 24 September 2021.
Walensky menjelaskan, lembaganya memilih mendukung booster shot untuk pekerja di lingkungan beresiko tinggi karena menyakininya akan berdampak positif bagi Amerika. Di sisi lain, juga melindungi para pekerja tersebut dari ancaman positif COVID-19 lagi.
Jika tak ada halangan, booster shot akan mulai diberikan paling cepat pekan ini. Badan Regulator Obat-obatan dan Makanan Amerika, FDA, pun sudah memberikan izin untuk pemberian booster shot kepada jutaan orang yang telah menerima dua dosis vaksin.
Sandra Lindsay, seorang perawat dari Long Island Jewish Medical Center saat diberikan vaksin Covid-19 Pfizer oleh Dr. Michelle Chester di New Hyde Park, New York, 14 Desember 2020. Suntikan pertama vaksinasi Covid-19 massal Amerika Serikat akan diberikan pada Senin pagi setelah Pfizer Inc dan mitranya memulai pengiriman vaksin Covid-19 ke seluruh negara bagian. Mark Lennihan/Pool via REUTERS
Menurut laporan Reuters, rekomendasi yang dikeluarkan CDC dan FDA hanya akan berlaku untuk mereka yang sudah menerima dua dosis vaksin COVID-19 Pfizer dalam enam bulan terakhir. Adapun jumlah orang yang memenuhi kriteria tersebut kurang lebih 26 juta orang, termasuk 13 juta yang berusia 65 tahun atau lebih.
Dewan Penasihat bersikeras bahwa dosis ketiga atau booster shot belum dibutuhkan saat ini. Mengacu pada data yang mereka punya, dua dosis vaksin sudah memberikan perlindungan yang dibutuhkan. Walau begitu, mereka tak menutup kemungkinan hal itu dikaji lagi di kemudian hari.
"Data ilmiah menunjukkan vaksin yang kita berikan itu efektif," ujar anggota panel penasihat, Lynn Bahta.
Pakar vaksin Paul Offit menyakini para penasihat CDC ragu merekomendasikan booster shot untuk karyawan di lingkungan beresiko tinggi karena khawatir akan mendorong penerapan yang lebih luas nantinya. Sementara itu, data efektivitas booster shot untuk remaja belum ada.
"Itu lubang yang besar...Petugas framasi tentu tidak akan tahu atau mengecek apakah orang yang menerima vaksin itu benar bekerja di lingkungan beresiko tinggi atau tidak," ujarnya.
Presiden Amerika Joe Biden, Agustus lalu, menyatakan berharap penyuntikkan booster shot bisa segera dimulai karena data menunjukkan perlindungan oleh vaksin COVID-19 menurun seiring berjalannya waktu.
Baca juga: AS Sumbangkan 500 Juta Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin
ISTMAN MP | REUTERS