TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron dikabarkan akan melakukan pembicaran dengan Presiden Amerika Joe Biden perihal pengadaan kapal selam nuklir Australia. Meski kapan tepatnya pembicaraan akan dilakukan belum ditetapkan, Pemerintah Prancis mengestimasikan hal itu berlangsung pekan depan.
"Presiden Joe Biden meminta kesempatan untuk berbicara dengan Presiden Macron. Bakal ada percakapan telepon beberapa hari ke depan antara Presiden Macron dan Presiden Biden," ujar juru bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal, Ahad, 19 September 2021.
Attal melanjutkan, Macron berharap ada klarifikasi dari Joe Biden soal masalah pengdaan kapal selam nuklir antara Australia, Amerika, dan Inggris (AUKUS).
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Australia menghentikan pengadaan belasan kapal salam diesel dengan Prancis yang diteken pada 2016 lalu. Sebagai ganti atas proyek US$40 miliar itu, Australia beralih ke Amerika dan Inggris via perjanjian AUKUS untuk mengadakan delapan kapal selam nuklir.
Perjanjian AUKUS itu menimbulkan kemarahan dari pihak Prancis yang merupakan sekutu Amerika dan Inggris di NATO. Mereka merasa dikhianati dan mengklaim tidak diberi tahu bahwa perjanjian 2016 akan dibatalkan. Sebagai respon, Prancis menarik dubesnya di Amerika dan Australia.
Baca Juga:
Bagi Amerika, respon Prancis tak ayal menimbulkan krisis diplomatik di antara keduanya. Sejumlah analis berkata, dampak perjanjian AUKUS begitu signifikan terhadap hubungan Amerika - Prancis dan bisa bertahan lama jika tak segera diperbaiki. Di sisi lain, kata mereka, juga akan mempersulit rencana Amerika membentuk front bersama sekutu-sekutunya untuk meredam pengaruh Cina yang kian kuat di dunia.
Cina sendiri mengecam kesepakatan AUKUS itu. Menurutnya, pengadaan kapal selam nuklir oleh Australia, Amerika, dan Inggris akan menggenjot perlombaan senjata nuklir plus menimbulkan ketidakstabilan regional di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Tambah Kekuatan Militer di Australia di Bawah Pakta AUKUS
ISTMAN MP | REUTERS