Seorang pedagang penukaran uang Afghanistan membawa gepokan uang kertas di pasar pertukaran, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. REUTERS/Stringer
1. Dolar AS Langka, Bank Afghanistan Minta Kucuran Dana dari Taliban
Bank-bank Afghanistan kehabisan dolar AS dan terpaksa tutup kecuali pemerintah Taliban segera mengeluarkan dana tambahan, kata tiga orang yang mengetahui langsung masalah tersebut.
Tekanan uang tunai mengancam untuk menjungkirbalikkan ekonomi negara yang sudah hancur, yang sebagian besar bergantung pada ratusan juta dolar AS yang dikirim oleh Amerika Serikat ke bank-bank di seluruh negeri melalui bank sentral di Kabul.
Satu bulan sejak Taliban merebut ibu kota Kabul, para bankir khawatir dolar AS yang lebih sedikit dapat meningkatkan biaya makanan atau listrik dan mempersulit pembelian impor, menambah kesengsaraan bagi warga Afghanistan, menurut laporan Reuters, 15 September 2021.
Meskipun krisis uang tunai telah berlangsung berminggu-minggu, bank-bank Afghanistan telah berulang kali mengungkap kekhawatiran mereka kepada pemerintah baru dan bank sentral, kata dua orang kepada Reuters.