TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Libya membebaskan Saadi Gaddafi, anak mantan Presiden Muammar Gaddafi yang digulingkan dan dibunuh dalam pemberontakan 2011. Sebelum ditangkap, Saadi Gaddafi melarikan diri ke Niger selama pemberontakan yang didukung NATO. Namun ia berhasil diekstradisi ke Libya pada 2014 dan dipenjara sejak saat itu di Tripoli.
Saadi yang merupakan mantan pesepakbola profesional itu dituduh melakukan kejahatan terhadap pengunjuk rasa pada 2011. Ia juga dituduh membunuh pelatih sepak bola Libya Bashir al-Rayani pada 2005. Namun tuduhan itu tak terbukti, ia dibebaskan dari pembunuhan al-Rayani pada April 2018.
Pada 2018 Kementerian Kehakiman mengatakan Saadi Gaddafi dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan, penipuan, ancaman, perbudakan, dan pencemaran nama baik mantan pemain Bashir Rayani."
Sebuah sumber di kantor kejaksaan mengatakan bahwa jaksa meminta waktu pada beberapa bulan lalu untuk mengeksekusi keputusan yang berkaitan dengan Saadi Gaddafi, setelah semua persyaratan yang diperlukan dipenuhi. Ia juga bebas tinggal di Libya atau pergi.
Usai dibebaskan, Saadi Gaddafi langsung berangkat dengan pesawat ke Istanbul, menurut sumber resmi. Ia dibebaskan berdasarkan hasil negosiasi yang melibatkan tokoh senior dan Perdana Menteri Abdulhamid Dbeibeh. Sumber lain mengatakan negosiasi juga melibatkan mantan menteri dalam negeri Fathi Bashagha.
Libya telah mengalami kekacauan, perpecahan dan kekerasan dalam 10 tahun terakhir sejak pemberontakan. Selain Muammar Gaddafi, tiga putranya juga tewas.
Gencatan senjata pada tahun 2020 di Libya mengakhiri pertempuran antar faksi dan membuka jalan bagi pembicaraan damai dan pembentukan pemerintahan transisi pada Maret lalu. Pemilihan direncanakan pada bulan Desember mendatang.
REUTERS | AL JAZEERA