TEMPO.CO, Jakarta - Taliban akan mendapat bantuan dari Cina, terutama terkait pembiayaan, untuk pembangunan kembali Afghanistan, kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam wawancara dengan media Italia, La Repubblica, Kamis, 2 September 2021.
Hal itu dibenarkan pemerintah Cina. Asisten Menteri Luar Negeri Wu Jianghao mengatakan telah melakukan percakapan telepon dengan Wakil Kepala Kantor Politik Taliban di Doha, Mawlawi Abdul Salam Hanafi.
"Kedua belah pihak bertukar pandangan tentang situasi di Afghanistan dan isu-isu yang menjadi perhatian bersama," demikian dikabarkan laman resmi Kemenlu Cina, Kamis lalu.
Wu Jianghao mengatakan, terjadi perubahan mendasar di Afghanistan dan masa depan negara itu berada sepenuhnya di tangan rakyat. "Persahabatan antara Cina dan Afghanistan telah bertahan selama ribuan tahun, dan Cina selalu menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah Afghanistan," katanya.
Hanafi menyatakan, Taliban akan mengambil langkah-langkah efektif untuk memastikan keamanan institusi dan personel Cina di Afghanistan.
Kemenlu Cina juga menyebutkan bahwa kerja sama di bawah Belt and Road Initiative (BRI) kondusif bagi pembangunan dan kemakmuran Afghanistan.
Mujahid mengatakan bahwa Taliban akan berjuang untuk kebangkitan ekonomi dengan bantuan Cina.
“Cina adalah mitra terpenting kami dan mewakili peluang fundamental dan luar biasa bagi kami, karena Cina siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata juru bicara Taliban seperti dikutip Al Jazira dalam wawancara tersebut.
Dia mengatakan Jalur Sutra Baru—sebuah inisiatif infrastruktur yang digagas Cina untuk meningkatkan pengaruh globalnya dengan membuka rute perdagangan—dijunjung tinggi oleh Taliban.
"Ada tambang tembaga yang kaya di negara ini, yang, berkat orang Cina, dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, Cina adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia.”
Berikutnya: Tergantung Stabilitas Politik