TEMPO.CO, Jakarta - Inggris berencana untuk mendorong para pemimpin dunia untuk mempertimbangkan sanksi baru terhadap Taliban saat pertempuan kelompok G7 pada hari Selasa untuk membahas krisis di Afghanistan, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang saat ini memimpin kelompok yang mencakup Amerika Serikat, Italia, Prancis, Jerman, Jepang dan Kanada, pada Minggu menyerukan pertemuan virtual, setelah pengambilalihan cepat Afghanistan oleh Taliban.
Inggris percaya G7 harus mempertimbangkan sanksi ekonomi dan menahan bantuan jika Taliban melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan membiarkan wilayahnya digunakan sebagai surga bagi militan, menurut seorang pejabat pemerintah Inggris, yang berbicara dengan syarat anonim, dan diplomat Barat kedua kepada Reuters, dikutip 23 Agustus 2021.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Ahad bahwa Taliban tidak mengambil tindakan apa pun terhadap pasukan AS yang mengendalikan bandara Kabul, dan sebagian besar telah memenuhi janji mereka untuk membiarkan orang Amerika mencapai bandara dengan selamat.
Ditanya apakah dia akan mendukung dorongan Inggris untuk sanksi jika Taliban melakukan pelanggaran, Biden berkata, "Jawabannya adalah ya. Itu tergantung pada perilakunya."
Militan Taliban menguasai Kabul akhir pekan lalu dalam pergolakan yang membuat warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Banyak yang takut akan kembalinya syariat Islam keras yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya yang berakhir 20 tahun lalu.
"Sangat penting bahwa komunitas internasional bekerja sama untuk memastikan evakuasi yang aman, mencegah krisis kemanusiaan dan mendukung rakyat Afghanistan untuk mengamankan keuntungan dari 20 tahun terakhir," kata Boris Johnson di Twitter pada Ahad.
Anggota pasukan Taliban berjaga-jaga di pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan 17 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]
Sanksi terhadap Taliban tidak mungkin diterapkan segera, kata seorang diplomat Barat. Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab pertama kali mengangkat kemungkinan sanksi untuk menekan Taliban pekan lalu.
Joe Biden, yang mendapat kecaman di dalam dan luar negeri karena penanganan penarikan pasukan AS dari Afghanistan, pekan lalu mengatakan para pemimpin kelompok G7 akan melakukan pendekatan bersama terhadap Taliban, dan telah mengadakan pembicaraan bilateral dengan Boris Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Boris Johnson berencana untuk mendorong Joe Biden untuk memperpanjang tenggat waktu 31 Agustus untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan sehingga lebih banyak orang dapat dievakuasi, media Inggris melaporkan.
Pada hari Minggu, Biden mengatakan militer AS sedang mendiskusikan kemungkinan perpanjangan tenggat waktu, tetapi berharap itu tidak perlu.
Dia mengatakan Washington akan mempertimbangkan perpanjangan jika diminta oleh sekutu G7, tetapi bekerja sama dengan negara-negara itu dan lainnya untuk membantu mengevakuasi warganya.
Militer AS sebelumnya pada Ahad mengatakan telah memerintahkan pesawat komersial untuk membantu mengangkut orang-orang yang telah dievakuasi dari Afghanistan.
Joe Biden mengatakan pada hari Jumat, dia dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bekerja dengan negara lain untuk menetapkan syarat yang tegas untuk setiap kerja sama dengan atau pengakuan Taliban, berdasarkan perlakuan mereka terhadap perempuan dan anak perempuan dan catatan hak asasi manusia secara keseluruhan.
Baca juga: Kisah Wartawan Tempo di Afghanistan, Dari Nyaris Ditembak Hingga Mau Dinikahkan
REUTERS