TEMPO.CO, Jakarta - Situasi di Kabul, Afghanistan kian genting seiring dengan makin banyaknya warga yang kabur dari Taliban. Diberitakan Reuters, Taliban mulai berupaya menahan warga untuk tidak meninggalkan Afghanistan. Dari mendatangi rumah ke rumah hingga memaksa warga bekerja, sekarang mereka menahan orang-orang yang bergerak ke bandara Kabul.
Menurut pengakuan salah satu saksi, pasukan Taliban sampai melepas tembakan ke udara, mendorong warga menjauhi bandara, dan memukuli mereka dengan senapan AK57. Taliban tidak memilih secara spesifik target mereka karena yang berdokumen lengkap pun mereka halangi mencapai bandara.
"Semua orang ingin keluar dari Afghanistan...Ini benar-benar bencana," ujar sang saksi yang kesulitan mencapai bandara, Rabu, 18 Agustus 2021.
Taliban mengakui menembakkan senapan ke udara, namun lebih untuk menertibkan warga agar tidak terjadi bottleneck di jalan menuju bandara Kabul. Perkara ada warga yang terluka atau tersakiti karena aksa mereka, Taliban meminta maaf.
"Kami tidak memiliki niat untuk melukai siapapun," ujar Taliban dalam keterangan persnya.
Per berita ini ditulis, 5000 lebih orang berhasil dievakuasi dari Afghanistan. Mayoritas diamankan ke negara-negara terdekat seperti Qatar, Dubai, Turki, Iran, dan India. Namun, ada juga yang dilarikan ke Amerika, sesuai dengan program visa khusus yang ditujukan untuk warga lokal yang bekerja bagi kantor diplomatik Negeri Paman Sam.
Presiden Amerika Joe Biden menyatakan pasukannya siaga di Afghanistan untuk beberapa pekan ke depan, mengawal jalannya evakuasi. Untuk saat ini, pasukan akan siaga hingga 31 Agustus 2021, namun bisa diperpanjang apabila diperlukan.
Baca juga: Di Bawah Taliban, Akan Jadi Seperti Apa Afghanistan?
ISTMAN MP | REUTERS