TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas di Myanmar mengaku belum punya rencana untuk memberikan imunisasi vaksin virus corona kepada etnis minoritas Rohingya, yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di wilayah Sittwe, negara bagian Rakhine, Myanmar.
Selama operasi militer pada 2017, ada ratusan ribu entis Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Etnis Rohingya yang awalnya menetap di negara bagian Rakhine, Myanmar, mengeluh mendapatkan diskriminasi dan perlakuan yang tidak menyenangkan di negara yang tidak sudi mengakui mereka sebagai warga negara.
Seorang relawan memeriksa suhu tubuh seorang pria di pintu masuk Rumah Sakit Sittwe, di tengah merebaknya penyakit virus corona (Covid-19), di Sittwe, Rakhine State, Myanmar 24 Agustus 2020. [REUTERS / Stringer]
Administrasi lokal Kyaw Lwin mengatakan imunisasi vaksin virus corona sudah dimulai. Ada sekitar 10 ribu vaksin virus corona yang akan diberikan pada kelompok-kelompok prioritas seperti lansia, tenaga kesehatan, aparatur negara dan biksu. Namun dia menyebut belum berencana memberikan imunisasi pada etnis Rohingya yang ada di wilayah Sittwe.
“Kami hanya mengikuti perintah. Itu pun masih akan tergantung berapa banyak vaksin virus corona yang kami terima dan bagaimana instriksi yang kami dapatkan,” kata Lwin.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Myanmar dan otoritas militer Myanmar belum mau memberikan keterangan atas imunisasi massal untuk etnis Rohingya ini. Program imunisasi vaksin Covid-19 di Myanmar lumpuh setelah kudeta militer pada 1 Februari 2021 karena banyak tenaga kesehatan melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes.
Akan tetapi, sekarang militer Myanmar yang berkuasa di negara itu mencoba menjalankan lagi program vaksin virus corona setelah negara yang dulu bernama Burma tersebut menghadapi kenaikan kasus positif Covid-19.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Mulai Disuntik Vaksin Covid-19 di Bangladesh
Sumber: Reuters