TEMPO.CO, Jakarta - Seorang hakim di London, Inggris, pada Rabu, 11 Agustus 2021, memperluas cakupan banding yang diajukan oleh Amerika Serikat yang ingin mengekstradisi pendiri Wikileaks, Julian Assange. Pada akhir Oktober 2021, sidang baru akan digelar atas kasus ini.
Sebelumnya pada sidang Januari 2021 lalu diputuskan Assange tidak akan di ekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuntutan kriminal, termasuk tuduhan melanggar undang-undang mata-mata. Kesehatan mental Assange bisa berisiko mendorongnya melakukan upaya bunuh diri.
Jaksa penuntut negara Swedia Eva-Marie Persson mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan apakah dia akan membuka kembali penyelidikan awal terhadap tuduhan pemerkosaan terhadap Julian Assange di Stockholm pada Senin, 13 Mei. RUPTLY
Di Amerika Serikat, Assange menghadapi 18 dakwaan karena melanggar undang-undang mata-mata dan berkonspirasi untuk membajak sejumlah komputer pemerintah.
Wikileaks pada 2010 mengunggah sebuah rekaman video tentara Amerika Serikat pada 2007 menggunakan sejumlah helikopter Apache melakukan penyerangan hingga menewaskan puluhan orang. Diantara korban tewas itu adalah staf kantor berita Reuters.
Wikileaks kemudian mempublikasi ribuan file-file rahasia dan kabel diplomatik melalui situs mereka.
Amerika Serikat sudah meminta izin agar diperbolehkan mengajukan banding atas putusan yang dijatuhkan pada Januari 2021. Pada Rabu, 11 Agustus 2021, hakim Timothy Holroyde pun memutuskan akan memperpanjang proses evaluasi ulang atas masukan dari para ahli terhadap kemungkinan Assange melakukan bunuh diri.
Holroyde mengakui adalah hal yang tidak biasa sebuah pengadilan banding mempertimbangkan bukti dari seorang saksi ahli yang sudah diterima dari sebuah pengadilan tingkat pertama. Akan tetapi Holroyde meyakinkan hal ini bisa diperdebatkan sehingga pengadilan banding bisa saja membuat penilaian berbeda.
Baca juga: Ekuador Cabut Kewarganegaraan Pendiri Wikileaks Julian Assange
Sumber: Reuters