TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan atlet Belarusia, yang juga pernah ikut Olimpiade, menjadi atlet kedua dari negara itu yang tidak ingin kembali ke tanah air mereka karena takut rezim Alexander Lukashenko akan membunuhnya.
Atlet Heptathlete Yana Maksimava, yang berkompetisi di Olimpiade Beijing dan London dan saat ini tinggal di Jerman, membuat pernyataan di Instagram pada Selasa kemarin setelah seorang sprinter dari rekan senegaranya meninggalkan Olimpiade Tokyo untuk mencari suaka di Polandia.
"Berpikir dan berpikir untuk waktu yang lama, kami memutuskan untuk tidak kembali ke Belarus. Kami sangat menyesal, sekarang di sana Anda tidak hanya kehilangan kebebasan, tetapi juga kehilangan hidup Anda," tulis Maksimava di samping foto dirinya dan putranya, dikutip dari New York Post, 5 Agustus 2021.
"Disini ada kesempatan untuk bernafas dalam-dalam dan menjadi salah satu dari mereka yang berjuang untuk kebebasan rakyatnya, teman, kerabat dan teman, kita pasti menang," katanya.
Yana Maksimava mengatakan dia berharap dia akan dapat melanjutkan karir olahraganya di Jerman dan mendapatkan tempat di Olimpiade 2024 di Paris.
View this post on Instagram
Atlet tersebut tidak menyinggung kasus sprinter Krystsina Tsimanouskaya pada unggahannya, tetapi menyinggung kebrutalan rezim Presiden Lukashenko di Belarusia, yang dengan keras meredam protes Agustus lalu menyusul pemilu yang disengketakan karena dituduh curang.
Sementara itu, atlet Belarusia Krystsina Tsimanouskaya telah mendarat dengan selamat di Warsawa, kata wakil menteri luar negeri Polandia Marcin Przydacz di Twitter, pada Rabu, Reuters melaporkan.
Sprinter Krystsina Tsimanouskaya mencari suaka di Polandia pada Rabu setelah menolak untuk kembali ke tanah airnya dari Olimpiade Tokyo.
Kasus atlet berusia 24 tahun itu selanjutnya dapat mengisolasi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang berada di bawah sanksi Barat setelah tindakan keras terhadap lawan politinya sejak tahun lalu.
Tsimanouskaya menyebabkan kehebohan pada hari Minggu ketika dia mengatakan pelatih yang marah atas kritiknya telah memerintahkannya untuk berkemas dan pergi ke bandara. Dia menolak untuk naik pesawat pulang dan mencari perlindungan dari polisi Jepang.
Polandia, yang telah lama mengkritik Lukashenko dan menampung banyak aktivis dari Belarusia, telah memberikan dia dan suaminya visa kemanusiaan.
"Dia perlu istirahat. Dia lelah tapi senang berada di Polandia. Dia akan tinggal di Polandia di tempat yang aman," kata wakil menteri luar negeri Polandia Marcin Przydacz kepada Reuters.
Atlet Belarusia Krystsina Tsimanouskaya terlihat di bandara internasional Haneda di Tokyo, Jepang 1 Agustus 2021. [REUTERS/Issei Kato]
Komite Olimpiade Nasional Belarus (NOC) mengatakan pelatih menarik Tsimanouskaya dari Olimpiade Tokyo atas saran dokter tentang keadaan emosional dan psikologisnya.
Tetapi Tsimanouskaya mengatakan kepada Reuters dia dikeluarkan dari tim karena mengkritik kelalaian pelatih mereka.
Dia mengeluh di Instagram bahwa dia masuk dalam estafet 4x400 m setelah beberapa anggota tim ternyata tidak memenuhi syarat untuk bersaing di Olimpiade Tokyo karena mereka tidak menjalani tes doping yang memadai.
"Dan pelatih menambahkan saya ke estafet tanpa sepengetahuan saya," kata Tsimanouskaya.
Krystsina Tsimanouskaya adalah sprinter berusia 24 tahun yang biasanya bertanding di nomor 100 meter dan 200 meter. Olimpiade Tokyo adalah Olimpiade pertamanya, menurut Quartz.
Setelah menolak pulang ke negaranya, atlet Belarusia itu menghabiskan dua malam di kedutaan besar Polandia di Jepang sebelum terbang ke Polandia melalui ibu kota Austria, Wina.
Baca juga: Kronologi Upaya Pemulangan Paksa Atlet Belarusia Krystsina Tsimanouskaya
NEW YORK POST | REUTERS | QUARTZ