TEMPO.CO, Jakarta - New York City akan menjadi kota besar pertama di Amerika Serikat yang meminta bukti sudah suntik vaksin virus corona bagi warga yang ingin makan di restoran, ke tempat olahraga dan tempat bisnis lainnya. Wali Kota Bill de Blasio pada Selasa, 3 Agustus 2021, menyatakan aturan itu diberlakukan karena pihaknya saat ini sedang terseok-seok menghadapi tingginya penyebaran varian Delta Covid-19.
Kebijakan wilayah New York City tersebut berlaku untuk warga yang setidaknya baru suntik satu dosis vaksin virus corona. Aturan ini berlaku mulai 13 September 2021.
Sejumlah jenazah pasien positif virus corona atau Covid-19 berada dalah sebuah truk di luar Rumah Sakit Wyckoff di Brooklyn, New York City, 4 April 2020. Kasus virus corona di Amerika Serikat mencapai 336.830 kasus. Handout via REUTERS
Seperti kewajiban menggunakan masker pada tahun lalu dan tidak keluar rumah kecuali untuk hal mendesak, aturan ini tampaknya akan menemui penolakan.
Imunisasi vaksin virus corona sudah disebar secara luas. Para politikus juga ikut berupaya memerangi wabah Covid-19 dengan melakukan suntik vaksin virus corona dan menggunakan masker, ketimbang meminta aktivitas bisnis ditutup dan warga Amerika Serikat diminta untuk di rumah saja seperti tahun lalu.
Lembaga U.S. Centers for Disease Control and Prevention pada Selasa, 3 Agustus 2021, menerbitkan sebuah moratorium yang berlaku selama 60 hari pada masyarakat yang tinggal di zona merah penyebaran Covid-19 agar pindah untuk sementara waktu. Namun putusan Mahkamah Agung menyebut saran semacam itu membutuhkan persetujuan anggota Kongres agar diloloskan menjadi undang-undang yang baru.
Pemerintah pusat Amerika Serikat dan beberapa negara bagian, rumah sakit dan universitas, telah meminta pegawai yang bekerja tempat-tempat itu agar mau suntik vaksin virus corona. Pada Selasa, 3 Agustus 2021, Tyson Foods menjadi salah satu perusahaan swasta terbesar yang meminta semua pegawainya untuk suntik vaksin virus corona demi menghentikan penyebaran wabah virus corona, yang telah menewaskan 600 ribu orang di Amerika Serikat.
Baca juga: Vaksin Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan, Bukan Influencer
Sumber: Reuters