TEMPO.CO, Jakarta - Sydney dan Melbourne yang merupakan dua kota besar di Australia, sama-sama memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown akibat melonjaknya kasus Covid-19. Lockdown di Melbourne, ibu kota negara bagian Victoria ini diberlakukan selama lima hari sejak Kamis malam, 15 Juli 2021.
Ini adalah lockdown kelima di negara bagian Victoria. Tercatat ada 10 kasus penularan lokal, empat di antaranya diumumkan hari Kamis. Ada 35 kasus aktif di Victoria, termasuk satu dari luar negeri.
Sementara sejumlah kawasan New South Wales, termasuk ibu kota Sydney, lockdown diberlakukan sejak 26 Juni dan akan diperpanjang hingga 30 Juli.
Kasus COVID-19 aktif di Sydney saat ini mencapai 916 orang dari penularan lokal dan 36 kasus dari mereka yang kembali dari luar negeri.
Selama lockdown, penduduk hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan makanan, olahraga di luar ruangan selama dua jam, memberikan perawatan bagi orang lain, bekerja atau sekolah jika tak bisa dilakukan di rumah, serta untuk divaksinasi.
Supermarket boleh tetap beroperasi tapi pusat perbelanjaan ditutup karena tidak termasuk kategori esensial. Sedangkan kafe dan restoran hanya boleh melayani takeaway.
Warga Sydney dan Melbourne hanya boleh meninggalkan rumah paling jauh 10 kilometer atau masih berada di area council yang sama.
Pemodelan University of Sydney hingga 13 Juli menunjukkan bila 80 persen warga menaati aturan jaga jarak, akan dibutuhkan paling waktu minimal sebulan agar jumlah kasus bisa sampai di bawah 10.
Namun jika ketaatan turun ke angka 70 persen, lockdown mungkin harus diberlakukan hingga lebih dari dua bulan. "Ini berarti (warga Sydney) perlu mengurangi frekuensi atau durasi berbelanja, menjadi satu dari yang biasanya 10 kali atau satu jam dari yang biasanya 10 jam," kata Profesor Mikhail Mikhail Prokopenko, pemimpin penelitian.
Baca: Melbourne Lockdown 5 Hari Setelah Infeksi Covid-19 Menyebar dari Sydney
ABC | REUTERS