TEMPO.CO, Jakarta - Noriah Bakar dan keluarganya menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Malaysia sejak April lalu. Namun wanita berusia 36 tahun itu mengatakan bahwa suami dan dua putranya dites positif Covid-19 varian Delta pekan lalu.
Tes dilakukan ketika Malaysia berjuang menahan laju infeksi Covid-19 di negara tersebut. Rekor tertinggi pada Rabu, 14 Juli 2021 adalah 11.618 kasus baru sehingga total kumulatif sejauh ini menjadi 867.567.
“Kami tercengang karena sejak pertengahan April, suami saya hanya keluar sekali untuk mengambil dokumen kerja, dan saya hanya keluar rumah dua kali sekitar tiga minggu yang lalu untuk janji vaksinasi dan membeli roti,” ibu rumah tangga dari Subang Jaya, di negara bagian Selangor, kepada The Straits Times.
"Kami sangat bergantung pada layanan online untuk bahan makanan meskipun menghabiskan banyak uang," katanya.
Kepala kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah memperingatkan pada hari Selasa bahwa jumlah kasus baru dapat meningkat selama dua minggu ke depan karena varian Delta yang sangat menular. Varian delta ini mudah ditularkan melalui udara dan telah terdeteksi di hampir setiap negara bagian.
Pertama kali diidentifikasi di India, varian Delta 55 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha, yang berasal dari Inggris. Varian ini 50 persen lebih mudah menular dibandingkan varian pertama yang terdeteksi di Wuhan, Cina.
Pakar medis mencatat bahwa varian Delta memiliki nilai R0 (R-naught) atau jumlah rata-rata infeksi baru yang dihasilkan oleh setiap kasus lima hingga delapan. Sementara virus asal Wuhan memiliki nilai R0 2,2 hingga tiga.
“Kemungkinan B.1.617.2 (Delta) akan menggantikan varian lain seperti yang terjadi di belahan dunia lain, dan itu menjadi perhatian besar,” ujar Profesor Awang Bulgiba Awang Mahmud, ahli epidemiologi Covid-19 pemerintah yang juga Ketua Gugus Tugas Analisis dan Strategi.
Selain munculnya strain baru, Bulgiba mengatakan kombinasi penularan masyarakat yang meluas disebabkan penyebaran melalui udara karena ventilasi yang buruk. Selain itu banyak yang tak patuh terhadap protokol kesehatan karena lelah menghadapi pandemi.
Baca: WHO Ingatkan Munculnya Varian Baru Covid-19: Lebih Berbahaya dan Menyebar
THE SRAIT TIMES