TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengingatkan pandemi covid-19 masih jauh dari usai. Ia mengutip pernyataan WHO bahwa belum ada satu negara pun yang memenangkan pertempuran melawan virus corona.
"Kami melihat lonjakan kasus dan kematian terutama di beberapa bagian
Afrika, Asia, dan Amerika Latin akibat varian baru," katanya dalam konferensi pers hari ini, Jumat, 9 Juli 2021.
Lonjakan kasus, kata Retno, juga terjadi di di negara-negara yang telah sukses menekan jumlah kasus dan kematian selama beberapa pekan terakhir termasuk Indonesia.
Retno melanjutkan, untuk menekan penyebaran virus corona, pemerintah berupaya mengamankan pasokan vaksin. "Sejak bulan-bulan awal pandemi Indonesia termasuk di antara sedikit negara yang mencoba mengamankan vaksin. Oleh karena itu lebih dari 100 juta dosis vaksin telah diamankan saat ini," ujarnya.
Indonesia telah mengamankan dan menerima 119.735.200 dosis vaksin dari kerja sama bilateral maupun multilateral.
Menurut Retno Marsudi, sebanyak 108,5 juta dosis adalah vaksin Sinovac dan
1,5 juta dosis vaksin Sinopharm. "Kami juga menerima 8.236.800 dosis vaksin AstraZeneca dari COVAX Facility. Kami menerima 998.400 dosis vaksin AstraZeneca dari Jepang, dan 500 ribu dosis vaksin Sinopharm dari UEA," ujarnya.
Dengan pasokan vaksin tersebut Indonesia mampu memvaksinasi 49.618.000 dosis. "Ini adalah vaksinasi terbesar keempat di Asia. Kami masih bekerja sangat keras untuk mendapatkan lebih banyak vaksin," katanya.
Dalam beberapa hari mendatang, Indonesia juga kami akan menerima lebih dari 3 juta vaksin dari Moderna Amerika Serikat. Selain itu lebih dari 1,1 juta vaksin AstraZeneca dari Jepang.
"Bulan ini kami juga berharap untuk menerima lebih banyak COVID-19
vaksin dari Australia, Jepang, Belanda, Inggris, UEA dan COVAX Facility," katanya.
Untuk mengamankan vaksin, bukan perkara mudah karena kendala pasokan dan manufaktur. Kuncinya ujar Menlu Retno Marsudi adalah kolaborasi dan kerja sama untuk keluar dari pandemi.
Retno Marsudi juga menyinggung peran COVAX Facility dalam pengadaan vaksin. "Saya adalah salah satu Co-Chairs dari COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional dari Kanada. Grup Keterlibatan ini dibentuk untuk memfasilitasi pekerjaan COVAX AMC," katanya.
Sejak dosis pertama mulai diluncurkan ke negara-negara pada Februari, kemajuan signifikan telah dibuat pada pengiriman vaksin corona. COVAX telah mengirimkan lebih dari 93 juta dosis vaksin untuk 133 peserta, 81 di antaranya adalah anggota AMC.
Lebih dari 528 juta dosis telah diberikan kepada COVAX oleh para donor melalui mekanisme pembagian dosis. "Ini adalah sikap solidaritas yang penting dan harus ditiru. Sekali lagi, kerja sama dan kolaborasi adalah kunci bagi seluruh dunia untuk pulih dari pandemi ini bersama-sama," ujarnya.
Baca : Rusia dan Indonesia Bahas Rencana Produksi Bersama Vaksin Sputnik V